part 49

48.9K 2.3K 89
                                    

Hampir satu jam mereka membiarkan tubuh mereka basah diguyur hujan. Kini kira tengah duduk disebuah bangku panjang yang terdapat di depan sebuah kelas. Dia menunduk menatap tetesan air hujan dari rambutnya yang berjatuhan di lantai.

Renan menyampirkan jaketnya di bahu kira lalu duduk disebelah cewek itu." Gue emang nggak bisa gantiin posisi keyra tapi gue bisa jadi orang kedua setelah bokap Lo yang selalu ada disisi Lo."

Kira menoleh menatap renan dengan wajah yang masih basah bukan hanya oleh air hujan tapi juga oleh air matanya sendiri.

Renan menggenggam tangan kira. " Percayalah," ucapnya meyakinkan kira.

" Kenapa kakak bisa seyakin itu kalau aku bakal maafin kakak dan suka sama kakak?"

" Gue nggak pernah tau pasti alasan dibalik keyakinan gue tapi hati gue yang selalu meyakini akan hal itu."

" Aku nggak pernah nyangka kalau kakak bisa menyakini sesuatu sampe segitunya. Seorang renando yang pintar rela buat dirinya malu di depan umum dan rela hujan hujanan cuma demi kirania si cewek biasa."

Renan tersenyum. " Dan Lo harus bangga akan hal itu. Cewek biasa kayak Lo bisa bikin gue jadi kalang kabut kayak gini."

Kira makin tersenyum lebar. " Aku nggak nyangka ternyata aku sehebat itu." Sombongnya sambil membenarkan jaket renan yang hampir terjatuh.

Pandangan renan tak pernah lepas dari setiap gerak-gerik dan ekspresi wajah kira.

" Kenapa?" Tanya kira saat merasa diperhatikan dari tadi.

" Gue seneng bisa lihat senyum Lo lagi. Gue kira gue nggak akan pernah lihat itu lagi di wajah Lo sejak Lo ngehindar dari gue. Sejak Lo bilang Lo akan menjauh dari gue," Kata renan tulus.

Kira diam tak tau harus membalas apa. Saat dia mengucapkan hal itu dia juga tidak sepenuhnya yakin untuk bisa melakukannya.

" Ayo pulang!" Renan menarik tangan Kira pelan agar berdiri. Sebelum membawa kira keluar dari area sekolah, renan menghadap kira lebih dulu lalu menyingkirkan beberapa helai rambut yang menempel di wajah kira. " Sorry udah buat Lo ikutan basah," Bisiknya. Tangannya beralih membernarkan posisi jaket yang hanya terlampir di bahu kira. Setelah itu renan benar benar menuntun kira untuk berjalan keluar dari area sekolah.

Sepanjang jalan kira terus menatap genggaman tangan renan yang begitu erat. Seolah-olah takut kalau sampai sedetik saja dia lepaskan maka kira akan pergi dari hidupnya untuk selamanya.

Kira juga merasa nyaman dalam genggaman tangan renan. Seperti ada kekuatan tersendiri yang tersalur ke tubuhnya, menghilangkan sedikit rasa khawatir akan kesendiriannya.
Renan terus membawa kira hingga benar-benar keluar dari area sekolah. Langkahnya tiba tiba terhenti tepat di pintu masuk utama sekolah.

" Kenapa kak?" Tanya kira tapi Renan tak menjawab hingga kira mengikuti arah pandang renan.

Rupanya di depan gerbang ada seorang cewek yang sedang bersandar di pintu mobil bagian belakang. Dan pandangan renan memang terus tertuju pada cewek yang kini mulai berjalan mendekat ke arah kira dan renan. Ekspresi renan juga terlihat begitu kaget dengan kehadiran cewek itu.

Mungkinkah renan mengenal cewek itu atau mereka Memeng memiliki hubungan dan kenapa kini renan menatap cewek itu dengan sorot tidak suka.

" Hi, my fiance."

Hingga sebuah kalimat yang baru saja terucap dari mulut cewek itu yang akhirnya menjawab semua pertanyaan di benak kira. Semua yang awalnya abu abu kini sudah menjadi terang. Kira menatap cewek yang kini sudah berdiri di hadapan renan. Kira tak mungkin lupa dengan wajah cewek ini, cewek yang pernah dia lihat berjalan berdua dengan renan di mall. Cewek yang pernah kira nasehati agar berhati-hati dengan cowok. Semua itu masih kira ingat dengan jelas.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang