part 15

53K 2.7K 74
                                    

" Ra, apa rencana lo hari ini buat kenalan sama kak Renan?" Tanya Rahma yang kini sudah berdiri di depan meja Kira.

Kira yang baru saja duduk dan hendak melepas tasnya langsung mendengar menatap Rahma. Terdengar helaan nafas berat dari Kira.

" Hari ini gue nggak ada rencana apa-apa."

" Terus kotak itu?" Diba ikut bersuara sambil melirik kotak bekal yang baru saja Kira keluarkan dari dalam tas.

Memandang kotak itu Kira langsung tersenyum. " Kalau ini buat kak Nandan," katanya antusias.

" Hah, terus misi Lo gimana Ra? Padahal misi kenalan Lo itu nggak susah, cukup salaman doang. Nggak perlu kenalan resmi kayak orang baru saling kenal. Gue yakin Lo sama kak Renan juga udah saling tau nama."

" Urusan misi dan kak Renan nanti gue pikirin lagi." Kira bangkit dan berjalan melewati Diba yang duduk disampingnya. " Sekarang gue mau ngurusin janji gue dulu yang sempet gagal kemarin. Sekalian..." Kira tak melanjutkan kata-katanya karena dia keburu tersenyum malu-malu.

Kira langsung berlari ke luar kelas. Sambil menuruni tangga, Kira mengirim sebuah chat kepada Nandan menanyakan apakah cowok itu sudah berada di kelas atau belum. Tak lama setelah chat itu terkirim, pesan balasan dari Nandan pun masuk. Cowok itu bilang akan menunggu kedatangan Kira di depan kelas. Kira tersenyum sambil menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Dia menambah laju jalannya agar tidak membuat Nandan terlalu lama menunggu.

" Hai kak," sapa Kira ketika melihat Nandan tengah duduk disebuah bangku panjang yang tersedia di depan kelas.

Tapi pandangan Kira langsung terfokus pada sebuah gitar yang Nandan pangku. Dan tanpa meminta izin, Kira langsung saja duduk di sebelah Nandan.

" Kakak bisa main gitar?" Tanyanya sembari menatap Nandan.

" Nggak terlalu sih, Ra, tapi kalau Lo mau nyanyi gue bisa iringin."

Kira tertawa. " Tapi akunya yang nggak bisa nyanyi. Kalau kata Keyra suaraku cempreng," ucapnya sembari menampilkan cengiran khasnya.

" Gimana kalau kita belajar bareng? Lo belajar nyanyi dan gue belajar iringin orang nyanyi. Kebetulan disekolah ada ruang musik."

Kira mengangguk antusias. Bermain gitar adalah salah satu keinginannya. Itu semua berawal semenjak Kira kecil selalu melihat mamanya memetik gitar sambil bersenandung jika sedang dalam waktu senggang terutama sore hari saat langit berwarna orange.

" Mau banget."

Nandan tersenyum kecil. " Ouh iya Ra, gue udah dapet info soal pameran batik yang gue ceritain kemarin. Itu akan diadakan di salah satu mall sekitar 3 hari lagi. Kebetulan acaranya juga sore jadi Lo bisa ajak Keyra setelah pulang sekolah."

Kira mengangguk sambil tersenyum membayangkan betapa senangnya Keyra jika mendengar hal ini. Kira juga jadi tidak sabar untuk memberi tahu Keyra agar dia bisa melihat ekspresi wajah Keyra yang menurutnya begitu menggemaskan.

Namun senyum Kira tak bertahan lama saat matanya tak sengaja bertemu pandang dengan Renan yang akan masuk ke dalam kelas. Tapi Renan segera memutuskan kontak lebih dulu dan berjalan cuek masuk ke dalam kelas. Kira tidak mempermasalahkan hal itu karena menurutnya itu sudah biasa. Toh selama ini Renan juga tidak pernah peduli dengan keberadaan dirinya.

Lebih baik Kira fokus mendengarkan nada-nada dari petikan gitar yang Nandan mainkan. Tanpa ada lagu hanya sebuah melodi namun terdengar indah di telinga Kira. Dia bertepuk tangan ketika Nandan selesai memainkan gitarnya.

" Yang katanya belum mahir aja udah bagus kayak gini, gimana kalau udah jago," sindir Kira.

" Lo bisa aja," jawab Nandan. Mereka lalu saling melempar senyum. Bahkan Kira juga sampai lupa tujuan awalnya datang kesini menemui nandan.

Truth or Dare ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang