4. WARUNG EMAK, RADAR DAN PASUKAN [REVISI]

99.1K 4.7K 69
                                    



RADAR, mortal enemy.

***

"Vin sini Vin, gue punya es kopi." Angga yang baru keluar dari Warung Emak menuju ke bawah pohon di pojokan, tempat duduk yang digantungi samsak dan tempat menaruh peralatan servis motor milik AOF. Ada Bara dan Davin yang duduk di sana.

Jam istirahat Adi Wijaya, biasanya anak AOF jika bosan makan di kantin akan menerobos pagar belakang dan makan di Warung Emak, lebih bebas—lebih nyaman—lebih kenyang.

"Ngopi mulu lo Ngga, minum susu tuh kaya Leon. Sehat," Davin berkomentar

"Yang pasti jadi ganteng kaya Leon, ya kan?" dari depan warung Emak, Leon nyeletuk. Cowok itu sedang ngemut sedotan susu pisang.

"Ogah gue jadi mirip sama lo, Minion." Angga menyahuti, "Cukup jadi Angga tampan nan mirip sama Bos kita, yoi gak Ver?"

"Mending lo mirip gue Ngga," jawab Vero, "Kalo cuma Bos sama Ardan mah lewat gantengnya sama gue."

"Dan lihat Dan!" Leon ngadu, "Gagak sama Vero solimi Dan!"

"Temen lo itu Yon." sahut Ardan kalem, membuat Leon cemberut. "Ogah Leon temenan ama Gagak jelek!"

"Siapa juga mau temenan sama lo Minion!"

"Assalamualaikum Bang." suara seseorang mengalihkan mereka, Bara menoleh— Antariksa baru datang dengan rambut setengah basah

"Nah ini dia. Walaikumsalam, dari mana lo Rik?" Ardan menjawab

"Baru abis sholat Bang, sorry telat."

"Lo pada, sholat dulu hm." Bara bersuara, "Baru abis itu ngumpul lagi."

"Lo juga Ngga, jangan lupa ke Pura lo. Vin, lo jangan lupa ke gereja." Ardan menepuk bahu Angga beberapa kali, "Gue sholat dulu."

"Leon juga Leon juga!" Leon melompat, ikut-ikutan Ardan. "Biar ganteng kaya Ardan, hehe."

"Yang lain mana Rik?" Davin bertanya, cowok itu memegang kaleng soft drink, "Masih di dalam." Antariksa menjawab, cowok itu mengganti sendal masjidnya dengan sepatu.

"Ada Garda sama Orlando, Axel gak masuk hari ini."

Davin mengangguk-angguk.

"Bara udah bilang Ketua AOF selanjutnya Garda, wakilnya lo. Udah tahu?"

Antariksa mengangguk, "Tahu Bang."

"Gue percaya lo bisa bawa AOF, Rik."

"Gue gak tahu kenapa Bang Bara milih gue." Antariksa menyahut, "Masih banyak yang lain."

"Kalo Bara milih lo," Davin menepuk bahu Antariksa, "Artinya dia lihat lo punya sesuatu yang bisa bawa AOF makin besar. Potensi,"

Antariksa menimang, "Gue pikir lagi Bang."

"Lo sama Garda pas. Garda itu potensial walaupun kelakuannya rada-rada, pas sama lo yang gak banyak bicara." Davin menjelaskan, "Gue harap lo gak mengecewakan Bara ya Rik."

"Iya Bang."

"Balik sekolah sepuluh menit lagi bel."

"Gue nunggu Bang Bara." jawab Antariksa kalem, "Mau bahas jaket AOF sama dia."

"Oke gue duluan."

***

Jam istirahat sudah selesai, lorong-lorong SMA Adi Wijaya sepi karena murid berada di kelasnya masing-masing, belajar. Termasuk di kelas Alexa, mereka sedang mengerjakan soal yang diberikan Bu Sarah, guru Ekonomi mereka.

[#ADWS1] BARA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang