"Lo gak lebih dari pecundang bertopeng."
— Bara Alvero Januar***
"Bangsat!" beberapa orang yang berdiri di sana langsung menjerit kaget saat menyaksikan Bara memukul Alvaro, ketua OSIS mereka di tengah lapangan, hingga sudut bibir cowok itu berdarah. "Lo gak seharusnya ngaduin gue sama temen-temen gue, anjing! Dasar penjilat!" Bara murka, Alvaro mengadukannya yang membolos di belakang sekolah pada guru-guru, cowok itu memukul membabi buta hingga Alvaro kewalahan, murid-murid lain pun tidak ada yang berani melerai mereka, termasuk teman-teman Bara.
Satu langkah di depannya Alvaro tersenyum miring sambil mengibas kerah seragamnya pelan, "Itu tugas gue, ketua geng." balasnya pelan namun penuh penekanan
Buagh!
Alvaro kembali tersungkur karena Bara memukulnya telak. Wajahnya sampai memerah sementara tangannya mengepal erat, memandang Alvaro remeh. "Bangun lo!" perintahnya muak
Di tengah kerumunan murid yang menonton, seorang murid perempuan menatap bingung. "Aduh, ini gimana sih? Bukannya pada misahin malah nonton?" itu Alexa, menggigiti kukunya panik karena selama ini ia belum pernah melihat kekerasan secara langsung, sementara di depan sana Bara terlihat brutal dan tidak ada yang bisa mengontrolnya.
Raut wajah Alexa terlihat panik dan khawatir di saat bersamaan ketika akhirnya ia berteriak sambil menerobos kerumunan, "Alexa, jangan! Lo mau ngapain sih!?"
Terlambat.
"STOP! STOP!" Alexa berteriak tepat saat Bara hendak memukul rahang Alvaro dengan tangannya, berdiri tepat di tengah-tengah dua orang paling populer di sekolah itu sambil menutup telinganya rapat-rapat namun berteriak sekencang mungkin
Ulah Alexa mengundang kehebohan mereka yang menonton, sementara Bara tidak jadi melayangkan tinjunya ke arah Alvaro. Di dalam kerumunan Aletta hanya menatap teman barunya itu speechless.
"Jangan ribut kenapa sih!?" Alexa juga tidak tahu kenapa ia seberani dan selancang ini, sejujurnya ia takut sekali terlebih saat Bara menatapnya tajam, tidak suka.
"Mending lo menyingkir." perintah Bara dingin, nafasnya berderu penuh emosi. "Jangan ikut campur urusan gue, murid baru."
Seharusnya Alexa mundur, menyingkir dan pergi sejauh mungkin. Tapi perempuan itu bergeming, mengumpulkan kekuatannya lalu berujar, "Ini sekolah! Kalo mau jadi jagoan jangan di sekolah." bisik-bisik langsung memenuhi di antara mereka yang menyemut, mengomentari tindakan Alexa.
Tepat saat itu, Pak Tono selaku kesiswaan dan guru BK datang membubarkan mereka, disambut teriakan kecewa kerumunan yang menonton karena menyudahi tontonan paling menarik itu, ketika ketua geng paling disegani berantem dengan ketua OSIS paling dicintai.
"Sudah! Kalian ini! Ribut di sekolah, ikut bapak ke kantor."
***
"Kalian tidak capek ribut di sekolah terus? Mau jadi apa kalian?" Alexa menggigiti bibirnya, gelisah. Baru pindah sekolah dan ia sudah masuk BK. Sesuatu yang paling dihindarinya selama ini.
Perempuan itu duduk di tengah, di sebelah kanannya ada Alvaro dengan jas OSIS dan wajahnya yang bonyok, di sebelah kirinya Bara duduk dengan wajar datar dan dua kancing seragamnya yang dibiarkan terbuka. Alexa dipanggil, sebagai saksi.
"Dia duluan mukul saya, Pak." Alvaro menunjuk Bara, "Lihat muka saya sampai bonyok begini."
"Benar begitu Bara?" Pak Tono mengalihkan tatapannya pada Bara, cowok itu tersenyum miring. "Saya gak mau berurusan sama pecundang, kalau dia gak cari masalah duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[#ADWS1] BARA [SUDAH TERBIT]
Roman pour Adolescents[tersedia di gramedia dan tbo] wattys2021. #1 ceritafiksi #1 fiksiremaja "LO SERANG, KAMI HADANG. LO MAJU, KAMI HABISKAN!" Bara Alvero Januar - ALEXIS86 SMA ADI WIJAYA "Lo dengar, gue Bara Alvero Januar. Jangan pernah ikut campur urusan gue atau lo...