Apa yang lo lihat baik dan lo anggap sempurna, kadang hanya akan menjadi bumerang diri lo sendiri.
***
"Alvaro IPA ya?"
Alvaro tampak berjalan bersisian dengan Alexa di koridor sekolah, cowok itu memakai jas OSIS kebanggaan sekolah berwarna biru.
"Iya, IPA 1." jawab Alvaro tersenyum menatap Alexa
"Kelas unggulan dong berarti? Gue denger anak AOF ada yang di IPA 1 juga. Kenal?"
Wajah Alvaro tampak berubah, tapi cowok itu tetap mengendalikannya dengan tenang. Alvaro berdeham, "Iya, Ardan. Alexa kenal?"
Perempuan itu menggeleng, "Enggak, tau dari Aletta. Anak AOF itu di sini terkenal banget kan?"
Alvaro mengulum bibirnya, cowok itu berbalik menghadap Alexa membuat Alexa harus menghentikan langkahnya.
"Xa dengerin." Alvaro menatap Alexa intens, perempuan itu mengerjap kaget karena Alvaro memegang kedua bahunya, menatapnya dengan tatapan yang—sangat sulit diartikan, cowok ini bermata teduh.
"Kamu jangan deket-deket sama anak AOF. Mereka bahaya, kamu harus jauhin mereka sebisa mungkin."
Alexa menelan salivanya bingung, "Maksudnya?"
"Mereka—" Alvaro menggantungkan kalimatnya, "Mereka brengsek Xa, terutama sama cewek. Kamu pasti ngerti maksud aku."
"Aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu."
Alexa bingung dengan maksud Alvaro yang tiba-tiba menyuruhnya menjauhi AOF86, sedangkan Alexa kenal saja juga tidak, tapi—masalah Bara kemarin, sepertinya apa yang dikatakan Alvaro memang benar. Lagipula, Alvaro Ketua OSIS, kan? Dia pasti mengenal dengan baik lingkungan sekolahnya. Entahlah, seluruh informasi ini begitu sulit ia proses dalam nalarnya, membuat Alexa akhirnya hanya mengangguk mengiyakan.
"Makasih udah nolongin gue di kantin tadi pagi Ro."
Alvaro tersenyum hingga kedua lesung pipinya terlihat, "My pleasure."
"Oh, jadi rumahnya di Jalan Kenari?" Alexa memperhatikan cara makan Alvaro yang tampak elegan, sesekali cowok itu tersenyum pertanda ia memberikan perhatian pada lawan bicara.
Mereka hanya duduk berdua di sini, Aletta menolak untuk duduk bareng mereka walaupun Alexa sudah setengah menggeretnya tadi, katanya takut jadi nyamuk, padahal Alexa sama sekali tidak berpikiran kesana.
"Iya. Jalan Kenari."
"Searah dong. Aku di Gladiola Residences. Nanti kita bareng aja." seru Alvaro tersenyum lagi, lalu menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
"Eh," Alexa mengerjap kaget, "Gak usah Ro. Biasanya aku dijemput Abang abis kuliah."
"Gak papa dong jadi gak usah dijemput. Abangnya kuliah dimana?"
"UI, Jurusan Sistem Informasi. Makanya aku sama Bunda pindah ke Jakarta, sekalian Bunda urus butiknya di sini."
"Wah, kamu pindahan dari Jogja ya?" tanya Alvaro kemudian, "Kota pelajar tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
[#ADWS1] BARA [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[tersedia di gramedia dan tbo] wattys2021. #1 ceritafiksi #1 fiksiremaja "LO SERANG, KAMI HADANG. LO MAJU, KAMI HABISKAN!" Bara Alvero Januar - ALEXIS86 SMA ADI WIJAYA "Lo dengar, gue Bara Alvero Januar. Jangan pernah ikut campur urusan gue atau lo...