"Bara bucinnya bener-bener level limit, gila. Lagi asyik nongkrong ninggalin kita cuma gara-gara Alexa laper," teman-temannya sampai bingung melihat cowok itu, langsung cabut setelah mendapat telepon dari Alexa, padahal mereka sedang nongkrong di warung Emak.
Bara memang tidak mengiyakan ajakan Alexa, tapi cowok itu membeli banyak makanan dan juga, boba favorit cewek itu. Bukannya mengantarkan, Bara malah meminta tolong seorang pengemudi ojol dengan membayarnya, sementara ia hanya melihat reaksi Alexa dari jauh.
Peduli, tapi gengsi.
Setelah itu Bara masih tidak bisa menyembunyikan senyumnya, cowok itu sampai melipat bibir dan alhasil pipinya jadi pegal karena kelamaan menggembungkan pipi, perasaannya jauh lebih ringan, dan ia merasakan euforia dalam dirinya, perasaan cowok itu kini jauh lebih baik.
Ternyata jatuh cinta nggak seburuk itu.
Ini kali pertama Bara merasakannya, seumur hidupnya yang delapan belas tahun.
"Serem banget lo Bar, kalo senyum-senyum gitu!" suara Davin mengagetkannya
Bara berdeham, mengontrol ekspresi wajahnya, cowok itu menatap teman-temannya, lalu duduk bersama mereka.
"Merana hati dedek, bang. Ditinggalin karena pesona neng Alexa," Leon kumat lagi, Bara menatapnya sejenak lalu tertawa tipis
"Apaan sih, lo, Yon. Chatting Aletta dulu, sana."
"Eh, jadi tau namanya Bar?"
"Denger Alexa nyebut tadi,"
"ALEXA TEROOOS! Di sekolah sama Alexa, pulang sama Alexa, Alexa laper, tancap gas, terooos, ye, Bar? Gelar bucin tahun ini fix ke elo, deh, Bar." itu kata Ardan, tapi ia tersenyum saat mengatakannya, senang melihat perubahan Bara sekarang
"Hm," Bara mengangguk, tidak banyak protes, sementara Leon tiba-tiba pindah ke sebelah Bara, membuat cowok itu bergidik takut,
"Ini ngapain, nih?"
Leon menepuk pundak Bara keras, "Tapi Leon seneng liat Bara sekarang, baru kali ini Leon liat Bara sebahagia ini, apalagi karena cewek. Leon bahagia," cowok itu mengusap dadanya dramatis
"Yaelah," Angga melemparnya dengan kulit kacang, "Apaan sih, Yon, Yon." tapi ia setuju dengan kalimat cowok itu
"Bener tuh, gue setuju sama Leon," Ardan tersenyum, "Akhirnya Bara normal ya, gais."
"Ardan kambing," umpat Bara pelan, tapi cowok itu tertawa pelan, moodnya sedang bagus sekarang.
"BARA! Kan elo nggak boleh sendirian nih, kita-kita bakal selalu ada buat lo, jadi ...."
"Hm, gue tau lo mau nginep, Yon."
"WUAAAH! Bara peka sekaleeeee, semenjak jadian, auranya jadi beda nih!"
Satu jitakan pun mendarat di kening Leon.
👑👑👑
Sepulang sekolah, keduanya berjalan di koridor panjang sekolah, yang satu ekspresinya tenang, yang satu manyun dengan tampang menekuk
"Ya, Bara, yaaaa? Hari ini bunda pulang sampe malem, bang Alex kuliah sampe sore, terus paling jalan sama temen-temennya,"
"Nggak, Alexa ... kamu bisa main sama Aletta, masa aku main ke rumah kamu?"
Kira-kira begitulah perdebatan sepele mereka tadi, dan alhasil disinilag Bara sekarang, duduk di sofa ruang keluarga Alexa dan menemani cewek itu yang katanya sendirian di rumah,
KAMU SEDANG MEMBACA
[#ADWS1] BARA [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[tersedia di gramedia dan tbo] wattys2021. #1 ceritafiksi #1 fiksiremaja "LO SERANG, KAMI HADANG. LO MAJU, KAMI HABISKAN!" Bara Alvero Januar - ALEXIS86 SMA ADI WIJAYA "Lo dengar, gue Bara Alvero Januar. Jangan pernah ikut campur urusan gue atau lo...