54 | Insecurity
xxx
Kalau gue kembali 3 tahun lalu, dimana gue masih duduk di bangku SMA... insecurity gue adalah...
Gue mau masuk jurusan apa?
Gue mau kuliah di mana?
Gue bisa lolos SNMPTN gak ya?
Gue bisa lolos SBMPTN gak ya?
Gue bisa gak ya dapat beasiswa tar kuliah biar ringanin orang tua?
Gue bisa gak ya survive di fakultas yang gue pilih itu?
Dan masih banyak lagi...
Tapi, malam ini gue kembali terduduk dan termenung. Sepertinya, gue kembali mendapatkan sindrome akhir. Dimana kita mulai mempertanyakan apa yang kita mau buat selanjutnya.
Gue udah mulai insecurity dengan berbagai pikiran negatif dan pertanyaan di benak gue seperti
Gue lulus mau lanjut S2 atau kerja?
Kalau gue kerja, gue mau lamar kerja bagian apa?
Terus kalau kerja, gue mau masuk perusahaan yang kayak gimana?
Kalau gue milih perusahaan A, mereka mau gitu nerima gue yang otaknya pas-pasan? Yang TOEFLnya aja gak lulus?
Kalau gue kerja, mau tetap di Bandung atau ke Jakarta?
Kalau misalnya entar gue pindah Jakarta buat kerja, gue harus kos dimana?
Terus kalau nge-kost, biaya gue gede dong? Apa gaji gue bakal dapet gede buat nutupin living cost gue di sana?
Atau adakah lowongan kerja ke luar negeri? Biasanya kan gajinya lebih gede tuh...
Eh, tapi kan inggris gue gak lolos TOEFL? Emang bisa kerja luar negeri?
Kalau gue mau kuliah, gue mau kuliah S2 di Indonesia atau di luar?
Kalau di Indonesia, gue mau universitas mana?
Kalau di luar, gue mau di universitas mana?
Kalau di luar, gue harus TOEFLnya 600 atau IELTSnya 7, gue harus gimana? Sedangkan gue bukan orang kaya yang bisa ikutan les tiap hari
Kalau di luar, apa bisa beasiswa?
Kalau di Indonesia, apa ada beasiswa?
Oke deh, jangan jauh dulu mikirnya... Gue mau S2 lanjutin tentang jurusan apa?
Loh, jurusan pilihan gue ada gak sih di universitas yang gue pengin?
Kalau gak dapet beasiswa, gue duit dari mana buat bayar kuliah?
Sumpah... pikiran-pikiran ini tuh benar seperti benalu! Gak bisa hilang dari benak. Apa kalian ada juga yang berpikiran sama?
Sepertinya, ketika kita memijak tangga terakhir kita selalu mempertanyakan diri kita sendiri. Kayak anak kecil yang berpikir kalau mereka melangkah, apa mereka bisa jatoh? Dan apakah jatoh itu sakit?
Mungkin ini proses manusia, yang terus mempertanyakan dan membuat rencana di dalam otaknya. Sedikit dari diri gue cukup bersyukur kalau gue memikirkan dan memproyeksikan masa depan impian gue sendiri. Tapi, di sisi lain, gue juga bingung. Terjebak!
Di umur 20 ini, gue mulai menolak menjadi dewasa
Enggan menghadapi realita
Dan kemudian terbiasa
Bahwa fantasi yang diharap nyata
Hanya terambang dalam maya
Gue kembali berpikir kalau menjadi anak kecil itu menyenangkan kwkwk dan masa SMA adalah masa paling dikenang. Kalau gue bisa menolak, gue pengin menolak menjadi dewasa wkkwk berat.
Apa kalian juga berpikiran yang sama? Atau ini tuh cuma insecurity gue aja?
Bahkan, kian dewasa kita kian mengerti...
Bahwa kerap kali, keinginan kita tak selalu tercapai
Kita juga semakin mengerti...
Uang memang tidak dapat membeli kebahagiaan, tapi segalanya membutuhkan uang
Kenapa ya, hidup ini diisi dengan rangkaian perjuangan? wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Anak Kuliahan
NonfiksiBuat kalian-kalian yang merasa kalau dunia kuliah itu enak dibanding sekolah ... kalian butuh banyak baca buku ini! Di sini semua ilmu perihal dunia kuliah yang gue alami, akan gue bagikan cuma-cuma untuk kalian. Happy reading! (asal jangan ikut j...