16. My True Heart ✅

27.4K 2.8K 40
                                    

"Teman-teman! Yang ingin ikut mendaftar acara berkemah ke Puncak, Bogor. Bisa langsung daftar ke aku yah," seru Nico, sang ketua kelas saat bel pulang sekolah selesai berbunyi.

Kelas yang sunyi pun berubah menjadi riuh seketika. Semua mendesak maju, berebutan bicara dengan Nico. Sementara aku memilih keluar kelas, menemui Kak Malik.

"Hai!" sapaku.

Kak Malik melihat ke dalam kelas. "Ada apa?" tanyanya bingung.

"Biasalah, teman-teman mau pergi kemping," jawabku santai.

Kak Malik melirikku. "Gak ikut?"

"Emang boleh?" tanyaku tak percaya sambil menoleh pada Kak Malik.

Senyum tipis Kak Malik terlihat. Kepalanya menggeleng. Pasti begitu. Aku sudah tahu. Kami pun berjalan menuju parkiran mobil. Pulang ke rumah.

Di lobby sekolah, aku melihat Kak Devira sedang berdiri. Tampak sedang menanti seseorang.

Saat aku melihatnya, aku ingin sekali berbalik dan mengajak Kak Malik lewat samping saja. Tapi terlambat, Kak Devira sudah melihat kami.

"Kak Malik!" teriaknya sambil berlari mendekati kami. Wajahnya memerah. Napasnya terengah-engah.

Aku berusaha tersenyum meski dalam hati sedikit kesal.

"Pinjam Kak Malik sebentar bisa, Ya?" tanya Kak Devira dengan senyuman menawan.

Kulirik Kak Malik, dan matanya terlihat bersinar saat beradu tatapan dengan Kak Devira. Hatiku jadi makin panas.

"Sebentar ya, Yar. Kamu tunggu sini sebentar!" kata Kak Malik tanpa menunggu jawabanku. Ia menarik tangan Kak Devira menjauh dariku.

Saat itu juga aku ingin langsung pergi meninggalkan mereka. Tapi ada rasa ingin tahu menyelinap di hatiku beberapa hari ini. Sebenarnya apa hubungan mereka?

Dari kejauhan aku memperhatikan mereka berdua. Kak Devira sepertinya sedang bertanya sesuatu, Kak Malik menggeleng dan mengatakan sesuatu.

Wajah Kak Devira tampak tenang, mengangguk sebelum keduanya pun kembali berjalan mendekatiku.

Aku berusaha menampilkan wajah paling tenang pada mereka. Jangan sampai aku memperlihatkan hatiku yang sedang kesal pada mereka.

"Mau langsung pulang, Kak?" tanyaku saat mereka berdua sudah di dekatku lagi.

Kak Devira mengangguk, sedangkan hatiku sibuk bersyukur. Untunglah.

Di mobil aku memilih mengecek ponsel dan tidak memperdulikan Kak Malik. Kak Malik berkali-kali melirikku tapi aku mengacuhkannya.

Ada sesuatu yang sedang kurencanakan.

Ayari: Gimana? Udah?

Mindy: Udah dong. Nico juga udah gue kasih UTM [Uang Tutup Mulut]

Ayari: Makasih ya Min. Love u so much.

Mindy: Sama-sama Ayari cantik. Andai kita berbeda kelamin...

Ayari: Emang kenapa?

Mindy: Gue nikahi lo begitu lulus sma, bawa lari jauh-jauh. 😂😂😂

Membaca pesan itu, tak sadar aku terkikik geli.

"Siapa yang ngirim? Lucu ya?" tanya Kak Malik.

Biasanya dia tak pernah bertanya, mungkin karena aku cuek padanya jadi ia berusaha mencari bahan obrolan.

Aku tetap menatap layar ponsel. "Iya lucu. Dari seseorang yang ingin menikahiku begitu lulus SMA."

Mobil melaju mendadak, membuatku sampai terdorong ke belakang. Otomatis kepalaku berpaling pada Kak Malik.

My Cool Bodyguard, Let Me Free! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang