Bab 39

13.1K 1.3K 150
                                    

Najma sedang menemani Akela berjemur, si bayi lucu kesayangannya mulai ceria kembali. Najma tak lupa mengabadikan momen itu, Najma membagikan foto Akela ke grup WhatsApp teman-teman sosialitanya. Mereka memuji kecantikan Akela yang mewarisi dirinya, terutama Jihan sahabatnya itu jadi heboh.

Asik bermedia sosial Najma jadi lupa dengan anaknya. Jika saja Akela tidak menangis ia tidak akan menyadarinya. Najma gelagapan, ia langsung mengendong Akela dan mengusap-usap punggung mungil Akela.

"Maafkan Mama sayang, anak Mama lucu jangan menangis. Kita sekarang masuk ke dalam," ucap Najma, ia rasa Akela sudah cukup berjemur untuk pagi ini.

Untungnya Akela bukan anak bayi yang rewel, jika tidak Najma yang manja mungkin akan stres menghadapi tangisan anaknya. Dibujuk sebentar Akela sudah diam.

Najma terpaku melihat sosok pria yang kini berdiri di depannya, ia tak menyangka jika Pram akan menemuinya secepat ini. Disaat ia masih memerlukan waktu untuk menenangkan diri.

"Mas Pram," ucap Najma pelan, pria itu langsung memeluknya.

"Aku merindukanmu," ucap Pram, ia melepaskan pelukannya. Pram menatap bayi lucu yang digendong Najma.

Waktu Najma meninggalkannya Akela baru berumur seminggu, Pram takjub melihat pertumbuhan Akela sekarang.

"Hei, kamu lucunya mau digendong Papa?" Akela menatap Pram dengan heran karena pria itu nampak asing di matanya. Namun saat Pram mengambil ia dari gendongan Najma Akela tertawa juga.

"Akela lucu ya,” ujar Pram. Najma mengangguk wajah wanita itu nampak pucat tanpa polesan make-up

Pram menebak Najma sekarang pasti mulai sibuk belajar menjadi Ibu yang baik. Saat Pram menyentuh telapak tangan Najma sudah tidak sehalus dulu, ia juga menemukan bekas luka di jari wanita itu. Pasti Najma sekarang sudah mulai menyentuh dapur hal yang diharamkan Pram sewaktu wanita itu menjadi istrinya.

"Kamu sekarang sudah mulai belajar masak?" Tanya Pram, tersirat ke tidak sukaan dari nada bicaranya.

"Iya, aku juga sudah melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci dan menyapu rumah," ucap Najma dengan santainya.

"Kenapa kamu lakukan itu? Kamu punya pelayan yang bisa mengerjakan semuanya. Nanti kamu jadi dekil saat melakukan itu," kata Pram, ia membayangkan Najma yang cantik jadi berantakan saat melakukan pekerjaan rumah.

"Aku sekarang bebas melakukan apa pun yang aku mau, dan kamu tidak bisa melarangnya." Pram kembali ingin bicara namun mulutnya lebih dulu dipukul oleh tangan mungil Akela bayi itu seolah menyampaikan protesnya melihat Pram yang begitu mengengkang sang Ibu.

Najma tertawa melihat perbuatan Akela barusan. “Itu lihat, Akela sepertinya tidak suka kamu terlalu mengengkangku,” ucap Najma sambil menahan tawa melihat wajah Pram yang nampak masam.

*****

Bayu kini tengah bertatap muka dengan gadis yang sudah disakitinya. Elsa gadis yang dulu membuat ia jatuh cinta dengan kesederhanaan yang dimilikinya. Gadis itu selalu terlihat apa adanya. Wajah gadis itu terlihat polos tanpa adanya riasan serta pakaian mahal yang melekat di tubuhnya seperti wanita yang kini membuat Bayu tergila-gila.

"Maafkan aku," ucap Bayu, merasa bersalah karena sudah membuat Elsa patah hati. Dan Bayu sendiri kini merasakan bagaimana sakitnya patah hati.

Istri Titipan (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang