Bab 37

11.9K 1.2K 85
                                    

Setelah mendapat penolakan dari Najma, Bayu terlihat murung seharian ia lebih banyak diam. Hal itu tak luput dari perhatian Bapaknya, baru kali ini Wardi melihat Bayu patah hati.

"Sudahlah Bayu, cinta tidak bisa dipaksakan. Kalau pun kalian memang jodoh, sesulit apa pun pasti akan ada jalan untuk bersatu," ucap Wardi, sambil menepuk bahu anak tertuanya itu.

"Iya Pak aku tahu, tapi apakah salah jika aku mencintainya?" Bayu memendam kesal di hatinya, keluarganya tidak ada yang mendukung ia bersama Najma.

Malahan setelah ia berpisah dengan Najma, orang tua Bayu meminta agar Bayu segera menikah dengan mantan pacarnya dulu.

"Cintamu akan salah jika kamu memaksakan kehendak, dia tidak mencintaimu. Sadarlah Bayu, buka matamu Najma tidak akan pernah bisa mencintaimu. Sebaiknya kamu turuti saran Bapak." Bayu menghela napas, wajah lelaki muda itu nampak sangat gusar.

"Aku ingin anakku," ucap Bayu, iya. Salah satu alasan kuat Bayu tidak mau bercerai dengan Najma karena anaknya, selain dari ia yang telah jatuh cinta pada wanita itu.

"Jangan bodoh Bayu, kamu ingin membuat wanita itu gila karena kamu mengambil anaknya. Ingat tujuan kalian menikah dulu untuk apa, dia hanya menginginkan keturunan darimu," ucap Wardi sarkas, Bayu langsung teringat dengan perjanjian waktu itu.

Seharusnya sudah lama ia bercerai dengan Najma, hanya saja ia selama ini selalu menunda perceraian mereka. Dan kini Bayu sepertinya tidak akan bisa menghindar lagi.

*****

Keluarga Bayu bisa dibilang sebagai keluarga yang harmonis, mereka selalu ada waktu untuk kumpul keluarga. Seperti malam ini, keluarga Bayu tengah berbincang hangat membahas kejadian yang dialami siang tadi.

Akela kini sedang main dengan Gilang, kedua bocah itu asik dengan dunia mereka sendiri. Menjadi anak kecil memang menyenangkan, anak kecil tidak akan memiliki masalah serumit orang dewasa.

"Kak nanti dede bayinya diajak main kesini lagi ya," ucap Gilang, karena besok Najma sudah pulang. Padahal ia masih belum puas main dengan keponakan lucunya.

"Itu pasti, dede bayi pasti akan main kesini lagi," ujar Najma, Bayu sudah setuju mereka bercerai, meski pun sebelumnya Bayu sudah menawar dengan berbagai macam alasan.

Jujur Najma memang kasihan dengan Akela, tapi mau bagaimana lagi ia juga tidak bisa hidup bersama dengan Bayu. Lelaki itu masih muda sementara di luaran sana banyak perempuan cantik dan tentunya begitu menggoda, Bayu bisa saja terpikat pada perempuan itu.

Najma tidak mau hidup berumah tangga yang bertujuan untuk mendapatkan ketenangan justru membuat ia tersiksa karena pasangan hidupnya nanti mabuk mencari kesenangan di luar rumah. Umurnya selalu bertambah, tidak selamanya ia bisa terlihat cantik.

Saat ia sudah mulai menua, Bayu tentunya akan berpaling darinya. Saat ia nanti berusia empat puluh tahun, Bayu pada saat itu baru menginjak usia dua puluh delapan.

Bayu pasti akan malu memiliki istri tua sepertinya, Najma yakin saat ia menginjak usia empat puluh tahun maka perubahan pada wajahnya akan terlihat belum lagi rambut putih yang pastinya akan tumbuh di kepalanya.

"Najma, sering-seringlah mengajak Akela main kesini. Kami pasti akan sangat merindukannya," ujar Ningsih, ia baru saja senang dapat bertemu dengan cucu pertamanya tapi sebentar lagi jarak akan kembali membuat ia dan cucunya berjauhan.

Istri Titipan (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang