Bayu sekarang sedang mengunjungi Akela di rumah Najma, anaknya itu sekarang sudah berusia delapan bulan. Ia sudah mulai bisa merangkak dan berdiri, dia juga sudah bisa mengucapkan beberapa patah kata meski tidak jelas.
"Akela lihat itu ada Papa." Najma menunjuk Bayu, Akela tersenyum lebar melihat kehadiran Bayu. Apa lagi setelah Bayu menggendongnya, Bayu mencium pipi Akela yang semakin bulat.
"Hallo kamu makin lucu," ujar Bayu, ia makin gemas dengan Akela.
"Papah!" Ucap Akela, membuat Bayu melebarkan matanya. Akela memanggilnya Papa untuk pertama kali.
"Dia sudah bisa?" Bayu menatap Najma, wanita itu mengangguk membenarkan.
"Dia sering aku ajari," ucap Najma, wajah wanita itu terlihat sangat cerah. Dia pasti bahagia sekali, berbanding terbalik dengan Bayu.
"Kamu akan kembali dengan mantan suamimu?" Tanya Bayu kemudian, Najma meringis melihat tatapan tak suka di mata Bayu.
"Iya, tapi tidak dalam waktu dekat." Najma membenarkan pertanyaan Bayu. Beruntung sekali Pram meski sering kali menyakiti Najma tetap memberinya kesempatan, pikir Bayu.
"Kamu bawa apa untuk Akela?" Najma menatap paper bag yang dibawa Bayu. Setiap berkunjung Bayu memang selalu membawakan sesuatu untuk Akela.
"Itu hanya boneka. Kuharap Pram akan menyayangi Akela dan memperlakukannya seperti anak kandung sendiri." Bayu bicara terkesan sinis, ia sebenarnya tidak yakin orang seperti Pram bisa menjadi Ayah yang baik.
Meski pun Pram menyayangi Akela nanti, memang Pram bisa mendidiknya untuk menjadi anak yang baik. Istrinya saja ia tidak bisa mendidiknya, apa lagi anak.
"Tenang saja Bayu, Pram menyayangi Akela bahkan mereka berdua sekarang sudah dekat," ujar Najma.
"Baguslah, semoga dia bisa menjadi Ayah tiri yang baik." Bayu sengaja menekan kata Ayah tiri, ia sangat cemburu membayangkan kedekatan Akela dengan Pram. Posisinya sebagai Ayah seiring dengan waktu berjalan pasti akan tergantikan.
"Kalau kamu nantinya tidak bisa merawat Akela dengan baik berikan saja dia padaku, biar aku yang mengasuhnya," ujar Bayu.
"Kamu apa-apaan Bayu, aku ini Ibunya aku tahu bagaimana caranya merawat anakku." Najma merasa tersinggung dengan ucapan Bayu, secara tidak langsung Bayu menganggapnya sebagai Ibu yang tidak becus dalam mengurus anak.
"Siapa tahu saja nanti setelah kamu kembali bersama Pram perlakuanmu akan berubah." Bayu masih dengan sikap sinisnya, ia susah-susah bikin anak orang lain yang menikmati hasilnya. Bayu sungguh tidak rela jika nanti Akela disia-siakan oleh Pram.
Najma diam dengan wajah cemberut, dia tidak mau lagi menanggapi perkataan Bayu. Sebagai Ayah yang tidak selalu bisa berada di dekat anaknya, Najma mengerti kalau Bayu mengkhawatirkan Akela.
"Pah...." Akela memanggil Bayu yang kini wajahnya nampak tak bersahabat. Meski kesal dengan Najma Bayu tetap perhatian dengan Akela.
"Kenapa sayang? Kamu mau main?" Akela menggeleng, ia malahan menarik-narik baju Bayu. Najma yang banyak menghabiskan waktu dengan Akela paham dengan apa yang diinginkan anaknya.
"Akela kayaknya mau diajak jalan-jalan Bayu. Bagaimana kalau kita ke halaman saja sekalian melatih Akela belajar jalan," ujar Najma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Titipan (New Version)
RomanceBayu tidak pernah menyangka jika Pram tuannya meminta dia untuk menikahi istri pria itu, Pram menginginkan Bayu menghamili Najma istri kesayangannya. Disitu harga diri Bayu benar-benar terhina, namun ia tidak punya pilihan ketika Pram mengancamnya...