Najma kini berada di rumah masa kecilnya, rumah yang material bangunannya didominasi oleh kayu. Rumah yang masih asri dengan banyak pohon serta tanaman yang tumbuh hijau di sekelilingnya.
Di taman rumahnya masih terdapat permainan anak-anak seperti perosotan dan ayunan. Najma berjalan ke belakang rumahnya menemui sebuah kolam ikan, airnya sudah mengering, lumut-lumut memenuhi sisi kolam buatan yang tak seberapa lebar itu. Kolam itu sudah tak dirawat lagi semenjak rumah ini ditinggalkan. Kolam ini dulunya tempat ikan-ikan hias milik Ibunya.
Orang tuanya meninggalkan ia sendiri di rumah ini. Najma berjalan semakin jauh, sampai kakinya memasuki area perkebunan buah-buahan yang memang berada di belakang rumahnya. Waktu kecil ia sering main kesini baik bersama temannya ataupun sendirian.
Najma menatap buah rambutan yang bergelantungan didahan yang tidak terlalu tinggi. Terlihat begitu menggiurkan dengan warna merah yang begitu mencolok. Najma mendekati pohon itu ia melompat-lompat seperti anak kecil ingin mengambil buah rambutan yang bergelantungan itu. Hampir saja ia terpeleset karena tidak dapat menjaga keseimbangan.
Wajah Najma seketika tertekuk cemberut, ia kesal tidak dapat mengambil buah itu. Najma menyerah untuk mengambil rambutan itu. Najma mengutuk dirinya yang pendek hingga menyusahkan ia jika ingin mengambil sesuatu yang letaknya tinggi. Akhirnya Najma memutuskan untuk berjalan semakin jauh masuk ke dalam kebun.
Najma memang sudah lama tidak menjelajahi tempat ini, terakhir kali sebelum ia menikah dengan Pram. Orang tuanya mengajak ia kesini untuk mengenang masa kecilnya sebelum ia dilepas untuk menikah dengan Pram, dan itu terjadi sepuluh tahun yang lalu. Najma dulu tinggal disini sampai ia berusia dua belas tahun.
Ketika ia memasuki sekolah menegah pertama ia diajak untuk pindah ke wilayah perkotaan, meninggalkan rumah masa kecilnya yang banyak menyimpan kenangan. Semenjak kepindahan mereka, semuanya mulai berubah. Orang tuanya menjadi semakin sibuk dengan pekerjaan mereka, ia sering ditinggal hanya dengan pelayan.
Merasa diabaikan Najma mulai mencari pelampiasan dari rasa kesepiannya. Bergaul dengan anak-anak kalangan atas yang suka menghamburkan-hambur kan uang serta pamer kekayaan yang dimiliki oleh orang tua mereka. Di usianya yang masih muda, ia tumbuh menjadi gadis yang gila pesta. Berapa pun uang yang ia hambur kan orang tuanya tidak pernah protes.
Semakin hari orang tuanya semakin mengabaikan dirinya. Membuat Najma diam-diam menaruh rasa benci atas ketidak pedulian orang tuanya. Waktu itu ia hanya seorang anak yang menginginkan kasih sayang orang tuanya.
Protes dari dirinya hanya dijawab kalau apa yang dilakukan orang tuanya untuk dirinya juga. Hidup Najma berubah semakin berantakan saat ia mengenal Pram. Hubungan yang berlandaskan keterpaksaan terjalin antara dirinya dan pria itu.
Hingga perhatian serta kasih sayang yang diberikan Pram berhasil merenggut seluruh cintanya. Najma merasa dunianya kembali berwarna, ia mendapatkan perhatian orang tuanya yang hilang dari Pram. Tak heran jika ia lebih mengutamakan Pram ketimbang orang tuanya. Sebenarnya Najma menyalahkan orang tuanya atas nasib sial yang menimpa dirinya.
Jika saja orang tuanya dulu sedikit memberi ia perhatian pasti kejadiannya tidak seperti ini. Kini disaat ia begitu mencintai Pram dan tak bisa lepas dari pria itu orang tuanya justru berusaha keras untuk memisahkan ia dan Pram.
Najma benci orang tuanya yang sekian tahun telah mengabaikan dirinya. Ia muak dengan mereka yang kini menuntut dirinya untuk mengutamakan mereka sedang dulu dua orang tua itu selalu mengacuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Titipan (New Version)
Storie d'amoreBayu tidak pernah menyangka jika Pram tuannya meminta dia untuk menikahi istri pria itu, Pram menginginkan Bayu menghamili Najma istri kesayangannya. Disitu harga diri Bayu benar-benar terhina, namun ia tidak punya pilihan ketika Pram mengancamnya...