Bab 22

14.4K 1.2K 116
                                    

"Aku tidak mungkin jatuh cinta pada wanita dewasa, perasaan ini pasti bukan cinta." Bayu kembali membantah apa yang dikatakan oleh hatinya.

"Sadarlah Bayu. Siapa kamu dan siapa Najma. Dia putri orang kaya, lihat siapa di sini sainganmu. Kamu tidak sebanding dengan pria yang dicintainya. Ibarat kata, kamu itu hanya remah-remah di matanya. Tidak ada peluang untuk dirimu Bayu." Bayu memarahi dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga memaki-maki hatinya yang seolah tak tahu diri, berani sekali menaruh rasa pada wanita secantik dan sesempurna Najma.

"Agghhh.... Najma Syakira!" Bayu mengacak rambutnya frustrasi. Wanita itu membuatnya lupa segalanya selama beberapa bulan belakangan ini, lupa pacar setianya di kampung, lupa permintaan orang tuanya yang menyuruh ia segera pulang dan lupa akan statusnya yang tak sederajat dengan Najma.

"Bayu...." suara Najma yang mengalun merdu menyapa pendengarannya membuat Bayu menegang. Apa Najma mendengarkan apa yang tadi ia ucapkan?

"Kamu mau tidak menemani aku jalan-jalan?" Bayu berdehem, ia bernapas lega. Berarti tadi Najma tidak mendengar apa yang ia katakan.

"Jalan-jalan ke mana?"

"Di sekitar sini saja Bayu. Anggap saja olahraga sore," ujar Najma, tangannya mengelus perutnya yang sudah membuncit, waktu berlalu tanpa terasa usia kandungannya sudah menginjak bulan kelima.

"Baiklah," ucap Bayu. Najma tersenyum semringah, ia mengajak Bayu untuk mengikuti langkahnya. Kebun di belakang rumahnya dipilih Najma sebagai lokasi jalan-jalannya, dengan perutnya yang membuncit Najma semakin terlihat menawan di mata Bayu.

Dan Bayu merasa bangga karena dirinyalah yang membuat Najma seperti itu. Najma mengandung anaknya. "disini tempat main favoritku dulu." Najma menunjuk sebuah pohon asam yang sangat besar, dulu ia sering mengumpulkan buah asam itu untuk dijadikan mainan bersama teman-teman masa kecilnya dulu.

"Orang tuamu tidak marah kamu main ke hutan?" tanya Bayu, hutan di sini tidak terawat banyak tanaman liar tumbuh dengan subur.

"Tidak. Paling kalau lama belum pulang dicari." Najma mendudukkan pantatnya di batang pohon kayu yang sudah tumbang.

"Dulu aku pikir menjadi orang dewasa itu menyenangkan, tapi ternyata kenyataannya tidak seperti itu. Jika bisa, aku kembali menjadi anak kecil lagi." Bayu menghela napas panjang, ia memberanikan diri untuk menyentuh perut Najma.

"Apa yang terjadi di masa lalu tidak akan dapat terulang kembali, yang terpenting sekarang jalani saja hidup ini," kata Bayu. Wajah Najma berubah kecut.

"Aku harap bayi ini nantinya bisa membawa warna baru dalam hidupku." Najma menatap netra coklat Bayu. Lagi-lagi mata bulat Najma yang cantik membuat Bayu kembali terperosok pada pesona wanita itu.

*****

Setelah menghabiskan banyak waktu untuk berpikir, Bayu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Ia sudah menemukan alasan kuat untuk pulang, Bayu pikir tiada guna mengharap rasa pada Najma. Bayu pun menyampaikan keinginannya itu pada Najma.

"Bayu kamu akan kembali kesini lagi bukan?" ucap Najma, setelah Bayu menyampaikan maksudnya.

"Entahlah, tapi sepertinya tidak." Bayu menempelkan pipinya ke perut Najma merasakan pergerakan calon bayinya di sana. Timbul rencana jahat di kepala Bayu untuk menculik bayi ini nanti setelah lahir, tapi ia segera menepis pikiran jahatnya itu.

Istri Titipan (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang