"ehem, ada yang mulai latihan jadi istri yang baik nih?" ejek papa melihatku memberikan piring yang sudah ada lauk pauknya ke Rendra.
"iya nih! jadi ngiri aku, trus siapa dong yang ngambilin amu makan?" ucap kakak.
"sini biar mama ambilin kak" ucap mama.
------**------
"Ren, mama kok baru sadar, kenapa wajahmu kok ada lukanya?" tanya mama.
"dikroyok keluarga mantannya ma" sela kakak.
"mantan, kenapa?" tanya papa.
"iya jadi gini ma........" jelas Rendra pada mama sama papa dan mereka hanya mengangguk mengerti.
"ma, Raina sudah selesai sarapanya, Raina naik dulu ya ambil tas trus langsung berangkat" ucapku dan diangguki mereka,
Aku berjalan mengambil tasku dan kembali turun kebawah untuk berpamitan kepada mama papa.
"langsung berangkat Rain?" tanya papa.
"iya pa, pa ma Raina berangkat ya" pamitku mencium punggung tangan mereka bergantian dan juga memeluk mereka.
"kakak mau kemana?" tanyaku.
"anterin kamu lah" jawab kakak.
"yasudah ma,pa Rendra juga pamit ya" ucap Rendra mencium punggung tangan mama papa bergantian dan dianggiuki oleh mereka.
"kita berangkat ya ma,pa" ucap kakak setelah berada didalam mobil.
"hati-hati" ucapk mama sedikit berteriak karena mobil yang kita naiki sudah berjalan.
Rendra POV.
Didalam mobil saat perjalanan kebandara Ryan selalu saja menyindirku. dengan berbagai hal seperti sekarang ini aku dibuat kesal atas perkataannya.
"dek, lihat deh ada yang galau tuh" ucap Ryan menengok kebelakang menghadap Raina.
Aku bisa bisa melihat Raina dari spion depan, kulihat Raina melihat kearah yang sama juga hingga tatapan kami bertemu.
"nyet lihat jalan" ujar Ryan hingga membutku mengalihkan pandanganku kejalan lagi karena aku yang menyetir dan Ryan duduk dibangku penumpang disampingku dan Raina berada di bangku belakang.
"kenapa galau?" tanya Raina yang ku tau itu untukku.
"nggak" elakku.
"Yaudah sih nggak usah ditekum tuh muka kalau nggak galau" ejek Ryan.
"oh ya nyet, mobil lo masih dirumah gue nggak lo ambil apa?" tanya Ryan yang membuatku ingat kalau mobilku yang sempat aku kasih ke-Raina dan dikembalikan lagi belum sempat aku ambil selama 1 bulan.
"pakek aja kalau lo ada perlu, kapan-kapan aja gue ambil" ucapku dan dia hanya menanggapi dengan anggukan kepala saja.
"oh ya, gimana tentang Rasty, keluarganya masih ngincer lo nggak?" tanya Ryan lagi.
"untuk beberapa hari ini sih nggak, tapi gue takut mereka melibatkan Raina karena kemarin waktu gue diserang Raina bantuin gue" ujarku melirik Raina yang berada di belakang menyimak obrolan kita.
"baik masalah Kenzo ataupun masalah keluarga Rasty kalian nggak perlu kawatir, percaya sama aku, mereka nggak bakal bisa nyakitin aku" ucap Raina tenang.
"gimana aku bisa percaya? aku pusing banget masih bingung masalah Kenzo dan sekarang aku inget masalah keluarga Rasty yang pasti bakal cari info tetang hubungan aku sama kamu dan pasti nyakitin kamu" ucapku gelisah.
"ehem, sudah mulai perduli dan perhatian nih?" goda Ryan yang nggak perduli tentang kecemasanku.
"lo tuh ya, gue cemas Raina bakalan kenapa-napa lo malah cengengesan ngodain gue" ucapku kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romantizm"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...