Diruangan yang cukup luas disamping kamar yang ditempati mama dan papa Raina. keluraga berkumpul dan berbicara dengan diselingi candaan khas yang ditujukan kepada pengantin baru yang juga ikut bergabung.
Candaan terhenti saat Raina meletakkan amplop dimeja didepan Ryan dan Tania membuat semua mata fokus pada amplop itu.
Tatapan beralih pada Raina dengan arti yang yang sama menanyakan apa dan untuk apa amplop itu.
"Tiket bulan madu ke eropa buat kalian, sesuai keinginan kak Tania yang aku ingat dulu untuk bisa keliling eropa bersama pasangan yang berstatus menjadi imamnya kelak. Dan aku harap aku bisa membantu mewujudkan keinginan kak Tania dengan memberikan hadia itu untuk pernikahan kalian. Kuharap kalian tidak menolak. Besok jam 08.00 pagi pesawat pribadi sudah siap, jadi beristirahatlah kalian sekarang" ucap Raina panjang lebar dengan ekspresi datarnya.
"Haah? Kamu masih ingat ucapan aku itu?" Tanya Tania bingung dan dijawab anggukan oleh Raina.
"Berapa lama?" tanya kak Ryan.
"1 bulan penuh...tidak ada bantahan" ucap Raina saat tau Ryan akan protes.
"Tapi kamu juga mau nikah Rain. Trus siapa yang akan megang perusahaan kalau aku juga nggak ada"
"Aku nikah 2 bulan lagi. insya'allah. Jadi pulanglah saat 1 bulan sebelum aku menikah, kak"
"Lalu siapa yang ngurus pernikahan kamu, nyipain pernikahan nggak gampang Rain"
"Semua persiapan sudah siap, kak"
"Kapan kamu nyiapin semua itu" tanya Ryan heran.
"Bukan aku, tapi Rendra" jawab Raina
"Tapi..."
"Sudah malam, kak. istirahatlah. koper kakak ada dikamar kalian begitupun koper kak Tania, kemarin aku minta tolong sama mamanya kak Tania nyiapin pakaian kak Tania jadi kalian nggak perlu repot-repot lagi" semua melongo mendengar semuanya.
Persiapan yang matang membuat mereka kagum dan heran kepada Raina dalam waktu yang bersamaan.
"Sudahlah, turuti saja apa kata Raina. Jadi sekarang kalian bisa pergi istirahatlah" ucap papa Raina dan dituruti semua orang.
-----**-----
Author POV.setelah acara pernikahan Tania dan Ryan 1 bulan yang lalu, Raina disibukkan dengan pekerjaan kantornya. Namun tak jarang si bayi besar-nya itu membuatnya geram atas sifat manjanya.
Karena Rendra sendiri lebih fokus dengan acara pernikahannya.
Rendra tau jika sang calon istri tengah sibuk mengurus perusahaan, jadi dia lebih memilih mengalah dengan mempercayakan urusan kantornya kepada orang kepercayaannya, dan itu yang membuat Raina semakin mencintai Rendra.
Namun tak jarang Raina turut andil dalam persiapan tersebut. Rendra selalu berfikir keras bagaimana caranya agar Raina suka akan konsep pernikahan yang iya pilih tanpa banyak menyertakan Raina dalam proses persiapan yang akan segera mencapai tahap 70% itu dalam waktu kurang lebih satu bulan lagi ini.
Rasa lelah mereka rasakan, Namun akan hilang jika mereka sudah bertemu.
Seperti sekarang Rendra yang tengah menjadikan paha Raina sebagai bantal dengan wajah yang tenggelam dalam perut Raina dan juga belaian lembut yang Raina lakukan pada rambutnya.
Hari sabtu ini adalah hari dimana Ryan dan Tania pulang dari Honeymoon dan Ryan akan kembali mengurus perusahaannya.
Rendra sangat senang akan hal itu karena Raina bisa lebih fokus keacara pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romance"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...