Setelah kita berdua selesai makan akhirnya kita lanjut menonton tv.
Dengan sesekali aku mencuri cium ke Raina dan beberapa kali mendapat jeweran ditelinga.
Aku bangkit untuk mengunci pintu dan jendela karena sudah hampir jam 21.00 lebih.
Tak lupa aku kekamar untuk mengambil selimut tebal.
"Nonton, sambil berbaring ya sayang". ucapku sambil membetulkan lagi sofa.
"Disini aja, be" tolak Raina dan menunjuk karpet tebal dibawah.
"nggak dingin?"
"Nggak" jawabnya.
Aku langsung menyerahkan selimut dan bangkit kedalam kamar tamu yang tak jauh dari ruang keluarga untuk mengambil guling dan bantal.
"Nih, dari mana?" Ucapku sambil menyerahkan bantal dan guling saat melihat Raina baru saja tiba dari arah dapur.
"Habis ketoilet"
"oh, bentar aku matiin dulu lampunya sebentar"
"Ayo tidur" ajak Raina menggeser sedikit tubuhnya saat aku selesai mematikan lampu.
Mungkin karena lelah aku dan Raina tidur dalam posisi berpelukan.
-----***-----
RAINA POV.
Aku mulai terbangun saat merasa tak nyaman pada area leherku.
Saat mataku sudah terbuka dengan sempurna segera kulihat ada apa pada leherku.
Wajah polos yang ada dihadapanku sekarang, wajah suamiku yang akan aku lihat saat pertama kali membuka mataku dipagi hari dan terakhir kali saat dimalam hari sampai sisah hidupku nanti.
Ya, wajah Rendra yang sedari tadi mengganggu leherku.
Menggeliat seolah mencari tempat ternyaman di leherku dengan tangan yang membelit sempurna di perutku dan kaki yang menimpa kakiku seolah aku ini guling yang ia peluk.
Ku usap rambut hitam lebatnya dengan lembut dan memberikan kecupan pada dahinya.
Dengan perlahan aku berusaha lepas dari kukungannya, dengan sangat hati-hati akhirnya aku bisa bebas.
Segera kulangkahkan kakiku kearah kamar mandi di dekat dapur untuk mencuci muka dan gosok gigi, setelahnya aku langsung menuju kedapur untuk membuat sarapan.
Saat membuka kulkas yang terdapat bahan makanan lengkap aku mulai berfikir masakan apa yang cocok untuk sarapan kali ini.
Namun mataku tertuju pada
telur, aku mulai mendapat ide bagaimana jika aku memasak nasi goreng saja dengan omlet diatasnya. Agar lebih cepat karena aku juga harus menyiapkan keperluan Rendra yang lain.Dengan segera ku ambil bahan apa saja yang dibutuhkan dan berlanjut memasak dengan perasaan menghangat saat terlintas dipikiranku kalau ini sarapan pertama yang kubuat selama menikah.
Pada saat Honeymoon aku memang beberapa kali masak untuk kita makan, tapi kali ini rasanya beda. Perasaan bahwa aktivitas yang akan suamiku jalani untuk bekerja hari ini tergantung pada masakanku ini.
Terlintas difikiranku bagaimana jika Rendra tak suka jika nasi goreng menjadi menu sarapan untuknya.
Bagaimana aku bisa lupa menanyakan makanan apa yang dijadikan menu sarapan oleh Rendra pada mama mertua.
Dengan fikiran yang tak menentu aku meletakkan segelas susu diatas meja.
Suara panggilan yang terdengar dari arah ruang tengah segera membawaku kembali dari fikiranku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romance"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...