Rendra POV.
Saat ini aku berada dirumah menemani Raina yang sedang senam hamil dihalaman belakang.
Sudah dari 1 minggu lalu aku sudah memindahkan pekerjaanku menjadi dirumah.
Setiap hari dijam pulang kantor sekertaris ku mengantarkan berkas yang harus aku tanda tangani.
Sisahnya dia kirimkan via Email saja.
Tinggal menghitung hari saja aku dan Raina bisa melihat malaikat kecil yang 9 bulan terakhir ini berada pada kandungan Raina.
Dokter memprediksi pada tanggal 20 besok Raina akan melahirkan, yang artinya hanya tinggal 10 hati lagi, Dokter juga memberitahu kemungkinan bisa lebih cepat dari tanggal tersebut.
Jadi lebih baik aku selalu berada didekatnya.
Beberapa bulan yang lalau Tania sudah melahirkan putri pertama mereka yang diberi nama Nadia Putri Wijaya.
Membuat aku semakin tak sabar menunggu kelahiran anak pertamaku.
"Sudah?" Tanyaku saat melihat Raina berdiri didepanku dengan perutnya yang seperti ingin meletus itu.
"He.em" jawabnya sambil ngelap keringat yang sebenarnya tidak terlalu banyak.
"Nih diminum dulu" ucapku sambil mengulurkan gelas berisi susu ibu hamil.
Aku mengambil alih handuk yang berada pada tangannya dan mengusap keringatnya pelan.
"Ayo makan dulu, sudah jam 07.00 ini" ucapku yang diangguki Raina.
Kita berjalan kearah meja makan dan melihat semua makanan yang sudah tertata rapi disana.
Pada kehamilan Raina ke-4 sampai ke-5 Raina sempat susah makan, dan itu berhasil membuatku dan keluarga kelimpungan.
Karena setiap hari dia hanya dapat mengkonsumsi susu ibu hamil dan buah saja, itupun hanya buah anggur saja.
Saat dia makan nasi meski hanya satu suap saja pasti akan mual dan berakhir memuntahkan semua isi perutnya.
Sampai dia sempat dirawat dirumah sakit karena kekurangan nutrisi.
Namun saat sudah memasuki bulan ke-6 napsu makan Raina kembali meski tidak semuanya dia mau.
Sampai sekarang dia tidak mau makan daging dan beberapa sayuran.
Tapi sangat suka makan tumis kangkung dan telur dadar. setiap pagi kedua makanan itu harus ada dimeja makan.
Jika tidak dia tak akan makan apapun selama makanan itu belum ada didepannya.
Seperti sekarang, dengan lahap dia memakan tumis kangkung dan telur dadar itu tanpa nasi. Ya selalu tanpa nasi.
"Pelan sayang" ucapku saat dia hampir tersedak.
"Hem" gumamnya melanjutkan makannya setelah memenum air putih.
Aku bahagia melihatnya lahap seperti itu.
Dalam 9 bulan kehamilannya Raina tak pernah ngidam yang aneh-aneh dan itu membuatku sangat bersyukur, meski pernah sangat khawatir selama 1 bulan di bulan ke-4 dan ke-5.
"Nanti aku ada urusan sama kolega dari perusahaan BIRAWA GRUP sebentar boleh kan? Mama Naumy sudah aku hubungi tadi katanya bisa kesini" ucapku meminta persetujuannya membuat dia berhenti mengunyah dan menatapku dalam.
"Tumben?" Ucapnya.
"Iya dia teman lamaku yang pengen ketemu mumpung ada waktu"
"Cewek apa Cowok?" Tanyaya dengan ekspresi lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romance"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...