"Eh, keponakan Om gak kangen nih sama Om ganteng yang satu ini?" Ucap Ryan membagakan dirinya sendiri."Mmmh, gimana ya? Tanen cih tapi, Om Ian kan cuta jailin Velel" ucap polos Verel mengerucutkan bibirnya.
"Hehehhe, cini cini dipeluk Om Ian janji deh Om Ian gak bakal jailin Verel lagi"
Ucap Ryan merentangkan tangannya.Verel langsung menghampiri Om menyebalkan-nya itu. Semua orang yang ada di sana merasakan hangatnya kekeluargaan dengan kebahagiaan sederhana yang tercipta sendiri dari hal terkecil.
-------**--------
Outhor POV.
"Rel, kata bunda, Verel tadi beli brownis sama ayah? Sekarang mana? Om ian leper nih, bagi dong Rel brownis nya" ucap Ryan setelah pelukannya terlepas.
"Ena aja, itu punya atu tau, butan buat Om Ian" balas Verel melipat tangan didepan dada dengan bibir mungil yang mengerucul kesal.
"Iya Om tau itu punya kamu, tapi Om minta dikiiit aja, boleh ya??" Ucap Ryan memohon.
"No No No No" ucap Verel dengan telunjuk yang digerekkan kekiri dan kekanan.
"PELIT" Ucap Ryan.
"Bialin, Wleeek" tinpal Verel menjulurkan lidahnya.
Melihat perdebatan itu mungkin sudah biasa bagi Raina,Maura dan Kiki, tapi tidak dengan Rendra dan Tania.
Rendra yang heran kenapa dia sampai berteman dengan orang jail seperti Ryan.
'eh tapi kata mama aku juga jail deng' ujar Rendra dalam hati.
Sedangkan Tania berfikir kenapa dia bisa memilih Ryan sebagai calon suaminya kelak dengan sejutah kekonyolan Ryan yang tergolong masih kekanak-kanakan itu.
'tapi dia baik kok, dia juga bisa tegas dan dewasa juga diwaktu tertentu. Dan seperti orang bilang cinta itu buta kan? Mungkin itu yang terjadi sama aku, Seolah cinta membutakan aku atas semua kekurangan yang dia punya. Eh!! Tunggu, kekonyolan Ryan itu tidak bisa dibilang kekurangan bukan? Karena kekonyolan itu bisa menjadi sumber senyum kebahagiaan orang lain loh!!! Gak percaya??? Ini buktinya keadaan akan terasa hangat oleh kekonyolan yang dia buat ' monolog Tania dalam hati.
"Ehem, tante Tania nggak dipeluk nih??" Ucap Tania mengalihkan perdebatan dua orang pria berbeda generasi itu.
"Eh, elel lupa" ucap Verel setelah sadar jika Tania juga ada disana, dengan memukulkan pelan telapak tangan mungilnya itu didadinya.
Verel berpindah kearah Tania dan segera memeluknya erat.
"Tante Tania ngga sebel sih sama Om Ian, atu bilangin ya tan, Om Ian itu nyebelin banget, jadi Tante tania nda usa nitah sama Om Ian, nanti tante Tania malah telus dibuat jengtel sama Om Ian" ucap Verel panjang lebar didepan Tana yang masih sangat jelas terdengar oleh semua orang, tak terkecuali orang yang sedang dibicarakan pun turut mendengarkan dengan seksama dan menahan kekesalannya terhadap keponakan kecilnya itu.
"Eh, Verel kok jadi ngehasut calon istri Om sih??" Tinpal Ryan dengan wajah yang dibuat seolah sedang merajuk dan kesal.
"Bialin WLEKKK" ucap Verel pada Ryan.
Sedangkan Ryan hanya semakin memanyunkan bibirnya, karena keponakan kecilnya itu membuat dia kalah telat dengan keisengan masing masing.
"Sudah sudah sebentar lagi waktunya makan malam, kalian berempat bersiin badan kalian trus turun makan malam bareng, kebetulan tadi aku masak banyak kok" lerai Maura.
Keempat manusia itu pun hanya menuruti apa kata Maura untuk membersihkan tubuhnya.
Rendra POV.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romance"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...