"Dendooong" rengeknya minta gendong.
"Huuu manjaaaa" seru kak Ryan menggoda Verel.
"Bialin Bleee, Om Ian ili tan tama Elel" ucapnya menjulurkan lidahnya.
Aku pun menggendong Verel dan membawanya kekamarku diikuti semuanya kekamar masing masing kecuali kak Tania yang ikut denganku karena sekamar sama aku.
-------**--------
Outhor POV.
Pagi harinya setelah sarapan Ryan sama kak Tania menyelesaikan semua keperluan yang masih sangat banyak.
Yang jelas tanpa siapapun yang menemani mereka. Biarlah mereka menentukan apa yang merek mau untuk hari bahagia mereka.
Kalian pasti banyak yang bertanya-tanya kenapa diadakan acara pertunangan ini setelah kedua sudah melakukan tunangan secara kekeluargaan? Itu karena keinginan kedua belah pihak agar mereka memiliki kenangan tentang perjalanan kisah cinta mereka, temasuk dalam acara pertunangan ini.
Disaat Ryan dan Tania menyelesaikan urusan pertunangannya Raina dan Rendra memilih mengunjungi tempat wisata yang terkenal di Kota Bandung. sedangkan Kiki dan Maura menyelesaikan pekerjaan mereka yang akhir-akhir ini menumpul. Maura memiliki Restourant yang cukup terkenal sedangkan Kiki yang mengurus perusahaan keluarganya yang bergerak dibidang konstruksi bangunan. Kemana Verel? Lagi apa dia? Verel ikut dengan Raina dan Rendra karena hari ini weekand dan dipastikan sekolah libur jadi dia tidak mau lepas dari Raina.
Seperti sekarang mereka berada di kebun binatang, kenapa kesana? Tanyakan saja pada pelakunya yang merengek kepada Mommy dan Daddynya, siap lagi kalau bukan Verel.
"Mommy, tenapa sih singanya galat banet? Tan tasian teman-temannya nda belani main cama dia" tanya Verel yang entah ini pertanyaan keberapa kalinya.
Karena setiap melihat binatang selalu ada saja yang ditanyakan dan itu semua membuat Rendra maupun Raina bingung menjawabnya.
"Emmmm, mungkin karena singannya nggak pengen keliatan lemah" jawab asal Rendra.
"Tan nda ena, talau nda ada temennya" ucap Verel.
"Gak pingin punya teman kali tuh si singanya" ucap Rendra asal lagi.
"Yaaa, dasal singa sombong, tan ena punya teman, kaya Elel punya teman banya" gerutu Verel tak terima.
"Sudah ya, sekarang kita makan siang dulu, daritadi kan keliling terus, pasti capek kan?" Ucap Raina menyudahi perdebatan mereka.
"Iya Mom, Elel Cape lapel juga" Ucap verel sambil mengelus perutnya dan dengan wajah dibuat lesu seolah orang yang benar kecapekan dan kelaparan.
"Capek apa? Kan Verel dari tadi gak mau jalan sendiri selalu digendong sama Daddy" ucap Rendra karena sedari tadi Verel sangat manja bahkan tak mau berjalan sedikitpun, alhasil Rendra selalu mengendongnya.
"Tetep Elel Cape tau Daddy" Ucapnya tak terima.
"Sudahlah, ayo makan disana" ucap Raina menunjuk tempat makan yang disediakan.
Rendra POV.
Sesampainya disana aku, Raina, dan Verel duduk disalah satu meja kosong. Aku sangat bahagia hari ini karena aku sama Raina sudah semakin dekat dan nggak sekaku seperti kemarin-kemarin ditambah Verel yang ikut dengan kami membuat kita bertiga sepeeti keluarga kecil bahagia dengan aku sebagai suami, Raina sebagai istri dan Verel sebagai anak kami pelengkap kebahagiaan kami. Semoga anga-anganku segera terwujud.
"Daddy ish, tenapa nelamun telus? Tata Bunda talau tita nelamun nanti ada hantu lewat, tan selem daddy, atu tatut hantu yang tata Bunda sualanya gini 'hihihihihi sapa mau atu matan' hiiii seleeem" ucap Verel sambil menirukan apa yang dikatakan kak Maura menyadarkanku dari angan-angan indahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Storie d'amore"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...