33.

4.8K 131 7
                                    


Sebelum Raina sempat pamit pintu diketuk dari luar.

Tok Tok Tok.

"Masuk" ucapku.

"Maaf pak, ini ada paket makanan tadi diantar oleh kurir" ucap salah satu OB.

"Yasudah, kamu boleh pergi, trimakasih" ucapku sambil mengambil makanan tersebut.

"Itu aku pesanin buat kamu makan siang. Aku pergi dulu ya, jangan lupa dimakan" ucapnya dan....

Cup

"Bye" ucapnya dan melangkahkan kakinya keluar.

Saat Raina sudah tak terlihat aku tidak bisa lagi menyembunyikan senyumku. Rasanya hangat dan nyaman saat mendapatkan perlakuan manis darinya.

-----**------

Rendra POV.

Siang ini aku,dan Raina sedang berada diHottel berbintang milik keluarga Raina untuk mastikan persiapan pernikahan Ryan, karena calon mempelai sedang dalam proses pingit jadi tidak boleh bertemu.

Rencana ijab kobul akan dilakukan dikediaman keluarga besar Tania dan Resepsinya akan dilaksanakan di Hottel ini.

Kemarin malam aku dan Raina memutuskan untuk langsung berangkat ke-Bandung malam itu juga. Karena Raina sempat mendengar kabar bahwa kesehatan mamanya menurun akibat kecapekan mengurus pernikahan putra pertamanya itu.

Dan kabar itu membuat Raina cemas bukan main. Seperti yang kalian tau bahwa Raina sangat menyayangi keluarganya apalagi sang mama.

Setibanya diBandung aku dan Raina memutuskan langsung ikut serta dalam persiapan yang sudah mencapai hampir 80% di H-3 sebelum pernikahan terlaksana.

Setibanya di Hottel aku melihat Raina yang dengan cekatan dan ketelitian dia memberikan arahan kepada para pekerja yang bertugas mengatur dekorasi ruangan dan juga ikut andil mengordinasikan keamanan.

Bahkan aku kaget jika keamanan nantinya akan dipegang langsung oleh para bodyguard Raina sendiri, yang mencapai angka 1.000 orang. Dan itu berarti Raina lah yang mengawasinya secara langsung

Aku tersadar dari fikiranku sendiri saat ada seseorang yang menguncang bahuku dengan keras, saat itu jaga aku baru sadar jika Raina lah yang telah melakukannya dan bagaimana bisa dia sudah berada disampingku. Berapa lama aku melamun sampai tak menyadari kapan dia menghampiriku.

"Ngelamun apa sih, Ndra?" tanyanya dengan alis naik turun.

"Ngelamun kamu" jawabku jujur.

"Aku? Hayo ngelamunin aku apa?" godanya.

"Ngelamunin kamu yang dengan telaten ngurus anak kita nanti" balas godaku.

"Kok sampai kesitu ngelamunnya?"

"Iya, tadi aku merhatiin kamu berinteraksi sama para pekerja dengan sangat teliti dan cekaran. Mangkanya aku jadi mikir bagaimana kamu ngutur anak kita nanti, pasti lebih indah dipandang. Uhhh jadi nggak sabar menanti momen dimana kamu sedang mengurus anak kita kelak" ucapku sambil senyuman tidak jelas.

"Ada aja ya yang kamu fikirin itu" ucapnya sambil mengusap rahangku.

"Oh ya, gimama sudah selesai semua?" tanyaku.

"Sudah, ayo kita pulang nyiapin yang lainnya" ucapnya yang langsung ku angguki.

Aku dan Raina pulang kerumah kak Kiki. Meskipun ini Hottel milik keluarga Raina tak ada satupun anggora keluarga yang menginap disini. Mereka lebih memilih tinggal di rumah kak Kiki saat sedang berkunjung ke Bandung.

Black White CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang