40.

2.2K 118 15
                                    

Author POV.

Tepat satu bulan setelah Raina dan Rendra mengetahui kehamilan Raina, semua keluarga tak membiarkan Raina melakukan hal apapun.

Bahkan Raina yang terbiasa melakukan semuanya sendiri jengkel ketika semua melarangnya melakukan sesuatu, meski itu bukan pekerjaan berat.

Bahkan saat kedapur, Rendra hanya memperbolehkannya untuk  mengambil air minum saja.

Membuat susu ibu hamil saja selalu Rendra yang membuatkannya.

Namun Rendra sangat bersyukur Raina tak pernah ngidam yang aneh-aneh.

"Yang" panggil Rendra untuk kesekian kali sedari tadi sore.

Sepulang dari kantor Rendra mendapatkan wajah Raina yang cemberut dan tak mau bicara sama sekali kepadanya.

" yang...." rengek Rendra semakin menjadi dengan posisi berbaring dipaha Raina menghadap perut Raina.

Raina hanya diam membiarkan suaminya melakukan yang dia suka.

Raina diam karena kesal atas sifat posesif Rendra yang menurutnya semakin parah.

Bayangkan saja semua barang yang ada di kamar nya dipindahkan semua ke kamar dilantai bawah.

Menurut bi ima asisten rumah tangga baru yang mengemas barangnya saat itu mengatakan bahwa dia diperintahkan oleh Rendra karena Rendra takut akan terjadi sesuatu kepadanya karena naik turun tangga.

" Maaf " akhirnya kata itu terucap saat Rendra tau penyebab diamnya sang istri.

"Kenapa gak bilang dulu" ucap Raina saat merasa kasian atas keputusasaan sang suami.

"Maaf, aku hanya gak mau kamu kenapa-kenapa"

"Aku masih kuat naik tangga,Ndra. Lagian orang hamil itu kalau bisa disarankan untuk banyak gerak." Jelas Raina.

"Ini anak pertama kita, mungkin aku terlalu excited jadi jangan marah, aku khawatir kamu dan anak kita kenapa-kenapa" bela Rendra pada dirinya sendiri.

"Bukan khawatir yang kamu tunjukin, tapi lebih ke ngekang aku. Aku nggak boleh ini, nggak boleh itu."

"Aku malah ngerasa bosen dan bisa-bisa aku stres kalau kayak gini terus, tau kan kalau ibu hamil gak boleh banyak pikiran. Lagian sebelumnya aku itu banyak kegiatan terus sekarang aku hanya diam dirumah, aku ngerasa tinggal di penjara bukan dirumah" lanjut Raina mengungkapkan kekesalannya.

"Yang" panggil Rendra dengan bangkit untuk duduk menghadap ke Raina.

"Maaf, aku janji bakal rubah sikapku yang mungkin kamu anggap over protective ini. Tapi kita tetap dilantai bawah ya kamarnya dan bi ima tetep disini buat bantu kamu, lagian biar kamu ada temennya kalau aku kerja" ucap Rendra meyakinkan sang istri.

"Hmm, janji gak larang-larang aku ngelakuin sesuatu" ucap Raina masih tidak percaya.

"Iya tapi, nggak boleh yang berat-berat, ngak boleh sampai capek, ngak boleh banyak pikiran, dan ngak boleh ngelakuin yang aneh-aneh" ucap Rendra dengan senyum manis nya.

"Iya, makasih. Percaya sama aku kalau aku juga menantikan malaikat kecil kita. Jadi nggak mungkin kalau aku bakal nyelakain dia" ucap Raina mulai tersenyum dan mengusap lembut perutnya yang masih rata.

"Sayangnya Daddy, kamu jagoan apa princess? Daddy bingung panggil kamu apa sayang" ucap Rendra menghadap perut Raina seolah mengajak sang buah hati bicara.

"Apa aja asal dia sehat, panggil Baby aja gimana?" Jawab Raina dengan tangan mengusap lembut Surai rambut sang suami.

"Iya panggil Baby aja deh,, baik-baik ya kamu di perut Mommy, tumbuh sehat dan bisa ketemu Mommy dan Daddy" ucap Rendra diakhiri dengan kecupan lembut pada perut Raina.

Black White CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang