"Sini saya sama Bunda, mommy mau berangkat itu" ucap Maura mengambil alih Verel dari gendongan Raina.
"Yasudah kita berangkat dulu ya kak" pamit Raina.
"Daadaaa Verel" ujar Rendra dari dalam mobil.
"Hati-hati sayang" ucap Ryan, Tania, Maura dan Kiki.
"Dadaa Deddy, dadaa mommy" ucap Verel melambaikan tangannya.
Mobil Raina yang dikemudikan Rendra mulai menjauh dan menghilang.
--------**-------
Outhor POV.
Rendra kini berada pada meja kebesaranya dan berkutat dengan berbagai berkas yang membutuhkan persetujuan agar proyek yang 1 minggu ini dia kerjakan.
Sejak pulang dari Bandung dia sibuk dengan proyek besar ini. Bahkan malam kepulangannya dari Bandung itu dia menginap dirumah Raina agar tidak telat kekantor, karena jarak rumah Raina lumayan dekat dengan kantornya dari pada harus pulang ke Apartemant terlebih dahulu.
Dan malam itu juga menjadi terakhir kalinya dia bertemu dengan Raina, mereka hanya berbicara melalui telephone atau vidio call saja.
Namun 3 hari terakhir ini ponsel Raina tidak bisa dihubungi, Rendra mencoba bertanya kepada Ryan, kedua orang tua Raina bahkan sekretaris Raina mereka semua tidak mengetahui keberadaannya. Orang tua Raina mengatakan 3 hari yang lalu Raina mendapat telephone dan langsung berpamitan kepada Orang tuanya bahwa dia harus pergi karena ada urusan mendadak yang harus diselesaikan saat itu juga.
Rendra yang mendengar itu merasa kawatir akan keberadaan Raina yang tidak diketahui siapapun. Keluarga Raina tak kalah kawatirnya, bahkan anak buah Angga papa Raina dan Ryan sudah dikerahkan untuk mencari keberadaannya. Rendra selalu mengalihkan perhatiannya dengan menyibukkan dirinya dengan berkutat bersama berkasnya agar tidak merasa semakin kawatir akan keberadaan tunangannya yang entah dimana. Seperti saat ini, entah keberapa kalinya dia melewatkan waktu makannya.
Naumy mama Rendra merasa sangat kawatit bukan hanya kepada Raina yang tidak ada kabar tapi juga kepada putra satu satunya yang melupakan waktu makannya dan selalu menyibukkan dirinya, bahkan Rendra juga hampir tak perna tidur selama 3 hati ini.
tok tok tok
Suara pintu diketuk dari luar mengalihkan perhatian Rendra dari berkas-berkasnya.
"Masuk" perintahnya.
Tak lama masuklah sekretarisnya dengan membawakan beberapa map yang ia yakini akan menambah pekerjaannya.
"Maaf pak, saya mau memberikan laporan keuangan bulan ini untuk diperiksa oleh bapak" ucap sang sekretaris.
"Letakkan di sana" menunjuk ujung meja kerjanya.
"Ada lagi?"
"Saya juga mengingatkan bapak bahwa sekitar 10 menit lagi ada investor yang ingin bertemu"
"Baiklah, kalau tak ada lagi kamu boleh pergi" ucap Rendra.
Laki-laki itu langsung pamit undur diri kepada Rendra. Rendra sengaja tak merekrut sekertaris perempuan.
Tak lama dari keprgian sang sekretaris pintu kembali diketuk.
Tok Tok Tok
Sementara Rendra hanya bisa menghembuskan nafas lelah. Dan menyuruh pengetuk pintu untuk masuk.
"Masuk"
Tanpa mengalihkan pandangnnya dari berkas-berkas itu Rendra membuka pembicaraan.
"Ada apa lagi" tanyanya kepada orang yang dia yakini adalah sekretarisnya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romance"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...