44.

2.2K 95 24
                                    

3 tahun kemudian

Raina POV.

"Ya, Hallo" Ucapku dingin kepada seseorang yang berada disebrang sana.

"Maaf Non, Mereka sudah tewas. Putra tunggal dari mereka selamat setelah dibawa kabur oleh pembantu setia mereka" Ucap pria disebrang sana.

"Terus lacak keberadaan anak itu, jangan sampai mereka mengetahui keberadaannya" Ujarku menahan emosi.

"Siap laksanakan" Ucap nya Tegas.

"Kenapa?" tanya Rendra yang berada disampingku.

"Diana sama Cakra meninggal akibat perampokan dirumahnya" Jawabku sedih.

"Diana sahabat kamu waktu SMA?" Tanya Rendra memastikan.

"He.em, beberapa hari yang Lalu dia ngasih aku kabar kalau dia mau ngadain acara ulang tahun ke-5th sang anak tunggalnya minggu depan. Aku seneng bisa komunikasi lagi sama dia" Ucapku senduh.

"Trus anak mereka gimana, setau aku Cakra salah satu konglomerat yang sudah tidak punya keluarga lagi kan?" tanya Rendra.

"Iya, Diana juga nggak punya keluarga" jawabku.

"Bisa jadi perampokan yang kamu maksud itu emang pembunuhan terencana dari salah satu orang yang emang nggak suka sama mereka, atau pesaing bisnis mereka" kecurigaan Rendra sama denganku.

"Aku juga mikir gitu. Aku mau nyelamatin anak mereka dan usut tuntas kasus ini" Ucap Raina dingin dan tatapan tajam nya.

"Kamu harus inget Arkan, Be" Ucap Rendra mengingatkanku oleh pangeran kecil yang tidur pulas dikasur kecilnya.

Seketika aku tersenyum lembut mengingat pangeran kecilku itu, tapi tak lama aku sedih bagaimana nasib putra tunggal dari sahabatku itu.

"Iya aku inget, Arkan. Tapi aku juga nggak mau anak itu menderita. Diana satu-satunya orang yang mau temenan sama aku yang mempunyai sifat sangat dingin, dia juga mengerti aku, selalu ada untuk aku" Ucap Raina menyakinkan Rendra.

"Biar aku aja yang urus" sahut Ryan yang baru saja memasuki kamarku dan Rendra tanpa permisi.

Pukk

Lemparan bantal langsung mendarat keras di kepala nya.

"Kalau masuk kamar orang itu permisi dulu napa si, yan" kesal Rendra setelah melempar bantal ke Ryan.

'Untung nggak ngapa-ngapain' gumaman Rendra yang masih terdengar olehku.

"Elah, santai napa. Gue kesini juga atas permintaan anak lo yang pengen main sama satria"  Ucap Ryan membela diri.

Satria Garasyah wijayah.
Anak pertama dari kakak dan Kak Tania.

Dan sekarang kak Tania mengandung anak kedua yang sudah 8 bulan.

"Dasar lo"Ucap sinisbdari Rendra kepada kakak.

"Biar Kakak saja yang urus, sebagai ucapan terimakasih kakak kepada Almarhumah Diana yang sudah mau ada untuk adik kakak ini" Ucap kak Ryan  yang tak sengaja mendengar pembicaraanku dan Rendra tadi,sambil tangannya membelai lembut pucuk kepalaku.

"Gak usah pegang istri gua deh" ucap Rendra sambil menepis tangan kakak dari kepalaku.

Cup

Satu kecupan dari kakak didahiku. Yang tak lain dan tak bukan bertujuan untuk membuat Rendra semakin kesal.

"Emhhg, capa bicik bicik ini" suara serak dari sampingku membuat kita bertiga menoleh asal suara.

"Eh, kebangun ya sayang?" tanyaku sambil mengelus lembut rambutnya yang berantakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black White CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang