21.

5.2K 154 0
                                    


"mbak" panggil Raina kepada pelayan setelah beberapa menit asik dengan acara pura-pura makan itu.

"iya mbak ada yang bisa saya bantu?" ucap pelayan ramah.

"berapa semuanya?" ucap Raina berusaha menyembunyikan makanan yang ada dimulutnya agar tidak dicurigai.

"Semuanya jadi Rp.225.000 mbak" jawab pelayan.

"ambil kembaliannya ya mbak, makasih" ucap Raina setelah memberikan 5 lembar uang Rp.50.000-an.

"makasih mbk" ucao pelayan yang hanya diangguki saja oleh Raina.

Mereka ber-4 bangkit dari duduknya dengan bersikap biasa, dan berjalan kearah mobil mereka terparkir.

------**--------

Raina POV.

Sesampainya didalam mobil dengan posisi yang sudah berubah kak Ryan yang sekarang mengemudikan mobilnya dan kak Tania berada pada bangku samping kemudi, sedangkan aku dan Rendra berada dibangku penumpang belakang.

kita ber-4 berusaha memuntahkan semua yang ada di mulut kita agar obat apapun yang ada disalah satu makanan yang kita makan tadi tidak sampai tertelan oleh kita.

Dirasa makan sudah bersih dari mulut kita kak Ryan menjalankan mobilnya, dan ternyata kedua orang tersebut masih mengikuti kita dengan mobil SUV hitamnya. Hinggak beberapa menit berlalu mobil itu berusaha mendahului kita dan sesampainya didepan mobil kita mereka menghentikan mobilnya pas didepan mobil kita, hingga kakak menginjak pedal rem dengan keras.

Munculah 2 orang yang tadi berada dirumah makan, aku bersikap santai didalam mobil dengan tangan memegang ponsel dan langsung menghubungkan dengan kamera yang terpasang pada mobil untuk memastikan kamera tersebut menyala dan merekam semuanya.

Kedua orang tersebut berjalan mendekat kearah mobil kita, Aku, Rendra, dan kak Ryan hanya saling menatap secara bergantian dengan tenangnya, berbeda dengan kakak Tania yang sedari tadi terlihat sangat gelisa.

"Yan, aku takut mereka siapa?" ucap kakak Tania dengan suara gemetar.

"ngapain takut? mereka itu gak bakal bisa nyakiti kita, ok" jawab kakak.

"kamu mah iya nggak takut tapi aku takut banget, Yan" balas kak Tania.

"udah nggak bakal kenapa-napa percaya deh sama aku" ucap kakak menenangkan kak Tania dengan meraihnya dan memeluknya erat.

kedua orang itu berdiri didepan mobil yang kita tumpangi. Aku melihat kebelakang ada satu mobil lagi yang berhenti, dan keluarlah orang-orang yang berada didalam mobil tersebut.

Jumlah mereka sekitar 8 orang dengan baju yang hampir mirip dengan baju yang dikenakan orang yang menghadang kita tadi.
Lll
Mereka mulai menggedor-gedor kaca mobil dan menyuruh kita untuk keluar. Aku yang tau akan Reaksi kak Tania saat ini hanya bisa diam mendengan isakan yang lolos dari mulutnya akibat ketakutannya.

"Ndra, mau ngapain?" tanyaku pada Rendra yang berniat untuk membuka pintu mobil.

"mau ngasih mereka pelajaran, yang" ucapnya.

"yasudah, kamu sama Raina dulu ya aku nemenin Rendra ngasih mereka hadiah" ucap kak Ryan pada kak Tania ketika mendengar niat Rendra.

"nanti kami kenapa-napa" ucap kak Tania kawatir.

"nggak bakal" balas kak Ryan yang diangguki kak Tania.

Melihat persetujuan kakak Tania melalui anggukan kepala, kak Ryan langsung membuka pintu begitupula dengan Rendra. Mereka berdua berjalan keluar dengan tenang sedangkan aku dan kak Tania berada di dalam mobil dengan isakan kak Tania yang belum berhenti dan semakin keras ketika kak Ryan dan Rendra mulai berkelahi dengan orang-orang tersebut.

Black White CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang