39.

4.4K 124 15
                                    


"Love you to hubby, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya" ucapku.

"Iya, sayangku bye bye" jawab Rendra yang langsung bergegas masuk kedalam mobilnya.

-------**------

Raina POV.

Setelah beberapa hari yang lalu Rendra mengatakan tentang ketidak nyamannanya jika aku bekerja, dan dihari itu pula aku mengatakan kepada kakak dan papa tentang hal itu.

Dan bahkan dalam hitungan menit papa langsung menyetujui ucapanku untuk tidak bekerja lagi, karena mengerti akan keadaanku dan status baruku. Namun berbeda dengan kakak yang masih butuh bantuanku.

Meski cukup lama papa akhirnya memberi saran agar aku ikut membantu kakak jika keadaan yang mendesak saja, itupun bukan untuk hal hal yang berbahaya seperti berhubungan dengan kekerasan dan dunia gelap.

Ya, kalian pasti sudah tau bahwa perusahaan keluargaku tak jauh-jauh dari musuh yang mempunyai pekerjaan sampingan dalam dunia gelap.

Dan jika mereka kalah akan sesuatu dari keluargaku pasti tak segan menggunakan  kuasanya untuk menyakiti kami.

Meski aku sendiri sudah biasa akan perkelahian dan penyelidikan dalam hal itu, tapi tetap saja sekarang sudah berbeda keadaannya.

Dengan status baru sebagai seorang istri dari Riski Rendra Mahardhika, aku harus lebih tau akan batasan akan hal-hal tertentu.

Jangan tanyakan bagaimana respon Rendra akan persetujuan papa atas permintaannya.

Jika saat itu kita tidak berada di Restaurant untuk makan siang aku jamin seratus persen Rendra akan meloncat dan berteriak kesenangan.

Aku pada saat itu hanya dapat menahan tawa saat dia berusaha menahan diri ditempat umum.

Dan sekarang sesuai perjanjian orang tua dari keluarga Rendra dan keluargaku, jika weekend harus menginap dirumah mereka secara bergantian.

Dan weekend ini saatnya dirumah keluargaku.

Dari tadi sore sepulang Rendra dari kantor dia langsung menjemputku untuk pergi kesini.

Disini sekarang juga ada kakak Rian dan kak Tania.

"Yang" panggil Rendra.

"Hm" gumamku menoleh kearahnya.

"Pengen makan semur jengkol pas makan malam nanti" ucapnya membuatku mengerutkan dahiku merasa aneh.

Karena setauku dia tidak terlalu suka akan makanan itu.

"Kok tumben?"

"Tadi aku lihat dijalan ada warteg jual itu, sekarang aku jadi pengen tapi kamu yang masak nggak mau orang lain" ucapnya dengan nada manjannya dan dengan kepala menyender dibahuku.

"Aku tanya mama ya ada jengkol apa enggak" ucapku langsung bangkit untuk menemui mama.

kulihat mama berada di taman menikmati udara sore.

"Ma" panggilku membuatnya menoleh.

"Apa sayang?" jawab mama sambil menatapku yang berjalan kearahnya.

"Mama ada jengkol nggak?" tanyaku.

"Ada tapi buat apa?"

"Rendra minta semur jengkol"

"Oh, kebetulan kemarin Bu Ningsih tetangga baru kita dapat kiriman banyak dari anaknya jadi mama dikasih dan tadi sudah dibersihin sama bibi deh tinggal dimasak saja" jelas mama

Black White CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang