"sudah sudah kalian berdua diam dan makan sarapanya" potong papa yang sudah tidak tahan dengan perdebatan tidak penting kakak dan Rendra.
Mereka berdua langsung menghentikan perdebatam konyol mereka takut papa akan marah. Aku yang langsung mengambilkan nasi goreng dipiring Rendra dan memberikannya ke Rendra.
Sedangkan mama mengambilkan sarapan untuk papa dan kak Tania untuk kakak. hening adalah kondisi yang tepat untuk kali ini tidak ada yang berani memulai pembicaraan takut akan dimarahi papa. Hanya dentingan sendok dan garpu saja yang berani menimbulkan suara.
---------**-----------
Outhor POV.
Setelah sarapan selesai mereka ber-5 berbicara di ruang keluarga karena masih jam 07.30, sedangkan mama bersiap-siap dikamarnya.
Papa Raina membuka pembicaraan mengenai keseriusan Ryan dan Tania kerena sebentar lagi mereka akan bertunangan.
"kak, kakak serius sama Tania kan?" tanya papa ke Ryan dengan panggilan kakak yang sedari kecil mereka terapkan agar menunjukan kasih sayang mereka satu sama lain.
"papa nggak percaya banget sama Ryan" ucap Ryan mendenges kesal.
"papa hanya memastikan saja kak, kan kasian kalau kamu hanya mainin Tania" ucap papanya.
"Serius pa, dua rius juga boleh" jawab Ryan sambil menunjukkan deretan giginya.
"itu yang bikin papa ragu sama kamu kak, kamu masih saja becanda kayak anak kecil saja"
"ok fine, aku serius papa" ujarnya tegas.
"baiklah, papa percaya semoga tidak hanya ucapan kamu saja yang membuat papa yakin, tunjukan ke papa kalau ucapan kamu memang benar adanya"
"siap papa" jawab Ryan yakin.
Tak lama mama Raina menghampiri mereka dengan penampilan yang sudah rapi.
"lagi ngomongin apa kok kayaknya serius banget?" tanya mama Raina ketika sudah duduk disamping suaminya.
"papa tanya sama aku ma, aku serius sama Tania atau hanya main-main saja" ujar Ryan.
"kamu jawab apa?"
"jawab serius lah ma kan aku beneran serius nggak main-main" ucap Ryan yang hanya dianggui oleh semua orang.
"sudah hampir jam 8 ayo berangkat, ma sama papa berangkat sekarang atau masih nanti?" sela Raina beranjak dari duduknya dan diikuti oleh yang lainnya.
"sekarang aja yuk pa, nanti macet gimana?" ucap mama Raina.
"yasudah ma, ayo" jawab papa Raina.
"yasudah mama sama papa berangkay dulu ya, kalian hati-hati" ujar mama dan papa Raina bersamaan.
"mama sama papa juga hati-hati ya" balas Raina.
Setelah berpamitan mereka ber-4 tidak langsung berangkat karena menunggu mama sama papanya Raina berangkat terlebih dahulu.
Setelah mobil mama Papanya Raina tak terlihat, mereka mulai melajukan salah satu koleksi mobil Ryan yang dikemudikan oleh Rendra dan Raina duduk disampingnya. Sedangkan Ryan dan Tania berada di belakang.
Keadaan hening beberapa saat hingga Ryan membuka suara dengan topik ringan agar keadaan tidak terasa canggung.
"semua barang nggak ada yang tertinggal kan?" tanya Ryan.
"nggak ada kak" jawab Raina yang dia angguki oleh tania dan Rendra.
"elah, ke Bandung doang, kita juga bawa baju aja kalau ada yang nggak kebawa kan bisa beli disana" sahut Rendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black White CEO
Romance"cewek ternyata lawan gue. cih!, pling langsung kalah loh hanya dalam 1 putaran saja"ucapnya. (Rizky Rendra Mahardhika.) "cih,lihat saja nanti"ucapku dingin padanya. (Raina Agelista Wijayah). "ok! kalau gue menang lo akan menuruti kemauan gue, dan k...