—lebih baik diantisipasi sebelum menjadi antipati.- Doyoung Harsya Attaqi.
Pagi ini kelompok 14 kumpul kembali untuk membahas mengenai observasi tempat yang akan dilakukan dalam waktu dekat, tapi tidak bersama DPL mereka, Pak Jinan.
Lagipula Pak Jinan bilang lagi sibuk mengajar mahasiswa yang sedang mengikuti semester pendek, jadi dia memberi mandat pada Doyoung dan Sejeong, selaku ketua dan wakil ketua kelompok untuk mengurus anggota-anggota mereka.
Kelompok 14 sudah hampir kumpul semua di taman kampus, minus Joy, Kun, dan Yerin yang katanya masih di jalan.
"Nat, minum?" tawar Ten saat berlalu di hadapan gadis yang sedang duduk lesehan di atas paving block taman, sembari membawa sebotol teh pucuk.
"Awas ada peletnya, Nat" larang Jaehyun.
Nata sendiri hanya tertawa, lalu menolak tawaran Ten dengan lambaian tangan.
"Ih Ten, masa cuma Nata doang yang ditawarin" imbuh Sana yang langsung mendapat cuitan dari teman-temannya yang lain.
"Tau lu, orangnya banyak juga di sini. Pilih kasih lu" kompor Johnny menambahkan.
"Abis yang jomblo Nata doang, iya gak, Nat?" Ten menaik-turunkan alisnya.
"Aku juga jomblo kok mas," balas Yuta.
Ten keselek mendengar nada suara Yuta yang dibuat seimut mungkin, tapi jatuhnya malah bikin enek pake g.
"Bener kata Kun, Yuta bahaya banget" ucap Ten bergidig ngeri, lalu menjauh dari jangkauan Yuta yang juga duduk lesehan bersama Nata dan Jaehyun.
Disaat yang lain tertawa karena lelucon jenaka yang suka dilontarkan Ten dan ditanggapi yang lain, salah satu dari mereka yang berstatus ketua malah memilih fokus sendiri dengan gadget-nya.
"Yang lain kemana?"
"Gak tau nih, Joy bilang masih macet di perempatan depan," jawab Sejeong sembari mengecek group chat.
"Lama banget, gak tepat waktu" kata Doyoung membuat yang lain bungkam, bingung ingin menjawab apa.
Nata jadi menerka-nerka jenis manusia macam apa Doyoung itu. Sudah sombong diawal pertemuan, sekarang malah terlihat seperti seseorang dengan kendali penuh. Memang, dia ketua, dan ketiga anggota lainnya belum datang, sampai melewati batas jam yang sudah disepakati. Tapi, bukannya sedikit rancu bersikap terlalu tegas dan kaku di awal pertemuan mereka.
Nata menghela nafas, sepertinya dia harus mengisi amunisi kesabaran untuk sebulan ke depan, agar mampu bertahan di bawah pimpinan manusia macam Doyoung.
"Hai, sorry, gue telat. Tadi di perempatan macet banget soalnya" Joy terlihat ngos-ngosan setelah berlari dari gerbang kampus yang jaraknya lumayan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN
Fanfic[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN] kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan. Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri