Mohon maaf kalau ceritanya agak panjang
-terima kasih sudah menuntunku bertemu dengan indahnya langit senja.- Doyoung Harsya Attaqi.
Doyoung mendekati pagar tinggi berwarna putih tulang, tangannya terulur ke dalam bolongan kecil yang memang dikhususkan untuk memencet bel. Seketika bergema alunan Eine Kleine Nachtmusik milik Mozart dari dalam rumah, menandakan rumah itu sedang kedatangan tamu.
Tangan kirinya menenteng kardus mini oleh-oleh khas Yogyakarta-bakpia rasa coklat-yang dititipkan sang kakak untuk diberikan kepada si pemilik rumah, sedangkan tangan kanannya mengusap tangan gadis di sebelahnya yang terlihat tak nyaman-beberapa kali Doyoung menangkap Nata melirik ke arahnya dengan gugup.
"Kenapa?"
"Gue deg-degan, kaya mau dibawa ke rumah mertua" ujar Nata mencoba untuk bercanda, yang tanpa sadar kembali menggunakan panggilan lu-gue.
Labil.
Doyoung tertawa renyah mendengarnya.
Tak lama pagar mewah itu terbuka, menampakkan seorang wanita cantik yang usianya tidak muda lagi. Perawakan anggun nan lembut, serta rambut bergelombang yang dibuat mengembang menambah kesan elegan khas ibu-ibu sosialita pada wanita paruh baya itu.
"Assalamualaikum" salam Doyoung menyalami wanita itu.
"Waalaikumsalam" jawab wanita itu dengan tampang terkejut, lalu tersenyum setelah tahu siapa yang datang. "Anakku toh" panggilan yang terdengar seperti pujian, ditambah dengan elusan yang diberikannya pada punggung Doyoung. "Gak bareng sama Sejeong kemarin?"
"Gak mah, Doy ngurus KRS-nya hari ini"
"Oh gitu, ipnya bagus gak?"
Si lelaki tampan hanya menampakkan senyum yang terkesan malu-malu, tanpa mau mengatakan secara gamblang hasil memuaskan yang dia peroleh di semester ini.
Btw, kalau mau tahu, ipnya Doyoung cumlaude sebenarnya, 4,00.
"Oalah, ya sudah ayo masuk dulu..."ucapannya terhenti saat menyadari Doyoung tak sendiri, "eh siapa si cantik ini?" tanyanya seraya tersenyum pada gadis yang berdiri di sebelah Doyoung dengan tampang gugup.
"Assalamualaikum tante, saya Nata" perkenalannya, menyalimi si pemilik rumah.
"Waalaikumsalam..." balasnya ringan. "Saya mamahnya Doyoung..."
"Sejeong" potong Doyoung membenarkan.
Beliau terkekeh jenaka, seperti anak yang baru ketahuan mencuri permen.
Mamahnya Sejeong memang sering mengaku jadi mamahnya Doyoung pada siapapun yang Doyoung ajak ke sana, karena baginya Doyoung juga anaknya.
"Nata kenal Sejeong?" tanya sang ibu bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN
Fanfiction[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN] kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan. Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri