4.1 Selangkah Pagi

91.6K 11.1K 4K
                                    

—cinta bukan sekedar berbagi kasih sayang, tapi juga saling mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—cinta bukan sekedar berbagi kasih sayang, tapi juga saling mengerti. Mengerti kalau yang mengejarmu bukan cuma aku.

Ketua Kelompok Nyebelin Doyoung
Pagi-pagi makan nasi uduk

Cakep

Ketua Kelompok Nyebelin Doyoung
Gue bukan mau pantun

Kirain mau digombalin pake pantun

Ketua Kelompok Nyebelin Doyoung
Ngimpi
Ayo

Kemana?

Ketua Kelompok Nyebelin Doyoung
Beli nasi uduk maemunah!

Ngegas

Ketua Kelompok Nyebelin Doyoung
Buru

Nata terkekeh membaca ulang chattingannya dengan Doyoung di awal hari, tubuhnya secara reflek membalas titahan Doyoung untuk bangun dari kasur. Tangannya merenggang sembari menguap lebar sampai matanya tak sengaja menangkap Sana yang masih tertidur pulas, meringkuk di pojok tembok sembari memeluk boneka sapinya.

Setelah itu dia bangkit untuk keluar kamar, menemui teman-temannya yang telah membuat kebisingan di pagi hari, yang suaranya sudah terdengar dari radius 30km.

Pemandangan pertama yang diterimanya adalah si duo belatung nangka yang duduk mengapit Kun, sibuk merecoki lelaki itu bermain games, memencet berkali-kali ponsel Kun yang sedang digunakan sang empu untuk bermain Pou.

Kun kesal, namun tidak bisa marah, sesekali dia hanya berhenti main untuk menepis tangan-tangan nakal duo awewe ateul tersebut.

"Kan!" teriak Kun sudah tak mampu lagi menahan kesal, saat poop si Pou yang sudah dia kumpulkan dari seminggu lalu dipencet-pencet dan menghilang.

Yerin dan Joy langsung tertawa, hal itu bukan membuat mereka diam malah semakin menjadi-jadi, dengan bersamaan keduanya memencet poop Pou yang masih tersisa hingga habis, membuat Kun memasang wajah kesal tapi masih dengan senyuman kecil yang tersemat di wajahnya.

Iya, anak akuntansi itu tidak bisa marah.

"Naon sih ba, tembang Pou ieu (kenapa sih ba, cuma Pou ini)" balas Yerin yang masih belum mengerti apa faedahnya mengumpulkan para poop itu.

Sebenarnya agak tak enak hati juga sudah merecoki manusia sesabar Kun, tapi Kun lucu kalau dibercandain, gimana dong?

Bapak Qalif Kun memang bukan orang yang gampang marah, kadang kalau kesal dia hanya bisa elus dada doang, mentok-mentok cuma teriak yang tidak bisa digolongkan teriak karena suaranya lembut. Perawakan dewasa dan penyabar memang tersemat pada dirinya, saking sabarnya dia legowo saja kalau dijadikan bahan bullyan oleh para pasukan bodrek yang tak lain adalah teman-teman sekelompok KKN-nya sendiri, apalagi oleh kedua awewe ateul ini dan juga si bekicot Tenny.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang