[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN]
kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan.
Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri
Pengen bikin Pak Jinan kaya Ten, tapi takut gak ada wibawanya, dia kan dosen bukan kue cucur:( eh maap sayang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—Bena memiliki banyak arti, bisa jadi 'menarik untuk diperhatikan', 'keindahan', 'ombak', ataupun 'banjir', dan semua itu tergambar dalam dirimu.- Doyoung Harsya Attaqi.
Pagi-pagi para penghuni posko kelompok 14 sudah berkumpul di depan kantor desa untuk ikut kegiatan kerja bakti yang rutin dilaksanakan setiap bulan, dan akan dijadikan program kerja kelompok mereka, yakni Tentang Warga. Selain itu mereka akan melaksanakan program individu terakhir melalui penyuluhan hemat listrik yang diketuai oleh Jaehyun.
Mereka sudah siap dengan beberapa alat perkakas, seperti gunting rumput, celurit, dan lainnya, bahkan Sana sampai membawa ember. Saat ditanya buat apa, katanya buat nangkep kodok, biar di posko gak banyak nyamuk.
Mereka hanya bisa manggut-manggut, merelakan ember yang biasa mereka gunakan untuk cuci pakaian dibawa si jepang daripada harus mendengarnya menangis.
"Kumpul dulu yuk sini!" ajak Pak Jinan.
Semua anak berkumpul membentuk lingkaran, bermaksud baca doa sebelum acara dimulai.
"Tenny, pimpin doa" kata Jinan.
Si empu nama pun mendangak, menunjuk dirinya sendiri dengan wajah terkejut. "Lah kok saya pak?!" protesnya.
"Yahilah pak, masuk wc aja baca doa makan dia mah" sahut Yuta membuat yang lain tertawa.
"Anjer" umpatnya tak terima.
"Udah buruan" pinta Jinan memaksa.
"Doyoung aja, pak..."
"Ngulang KKN mau?"
Anak sastra itu pun mendesah. Apakah ini yang dinamakan kualat?
Dia pun berdehem, "temen-temen..."
Yang lain menahan tawa saat mendengar suara Ten. Tak biasanya mereka melihat Tenny dalam keadaan dibully, biasanya juga mereka yang dibully. Memang cuma Pak Jinan yang bisa membalaskan dendam mereka. Cinta mati pokoknya sama Pak DPL.
"Diem lu!" Ten melotot saat melihat teman-temannya menahan tawa. "Sebelum kita mulai acara, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing...doa mulai" semua pun menunduk mengikuti instruksi Ten.
"Selesai"
Semua kembali mengangkat kepala.
"Dah pak, dah" katanya malu.
Jinan terkekeh. "Nah keliatan anak solehnya kan kalau begitu"
Tawa kembali meenggema, sedangkan Ten hanya bisa mendesah pasrah, untung DPL.