[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN]
kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan.
Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—hidup ini hanyalah diorama dari skenario Tuhan.- Taeyong Devana Pasha.
Nata rebahan di ruang tengah sembari menonton ulang Gumball di youtube, padahal tv masih nyala di depannya menayangkan liputan berita terkini. Tapi sama sekali tak dipedulikan, kebobrokan Gumball dan keluarganya lebih seru untuk dihujat ketimbang berita ayam tetangga kena denda.
Dia mendangak saat melihat siluet kakak tingkatnya keluar dari kamar belakang. Sudah rapih dengan setelan kaos garis-garis horizontal dan celana training. Rambutnya disisir kebelakang menggunakan jari, membuat Nata terkesiap untuk beberapa detik.
"Astaghfirullah" gumamnya sembari berkedip.
Taeyong menjengitkan sebelah mata saat mendengar partner sekretarisnya istighfar. "Kenapa?"
Nata geleng kepala, pura-pura sibuk nonton Gumball. Padahal otaknya terus memikirkan karisma kakak tingkatnya saat menyeka rambut ke belakang tadi.
"Iya," katanya melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri, lalu menatap Nata yang mulai bangkit tapi masih sibuk nunduk, nonton Gumball.
"Ketemuan di mana?" tanyanya masih tak menatap Taeyong, takut hilap.
"Gak tau, paling deket-deket sini. Dia sih yang nyamper"
Nata mengernyit. Emang temannya Taeyong siapa sih sampai bisa buat posko gempar? Tulus? Agnez Mo? Atau jangan-jangan Yanglek? Wah hebat nih bisa diajak kolab bareng.
"Ya udah gue berangkat, kalau ada apa-apa hubungin gue" pamit Taeyong sebelum keluar rumah.
Nata mengikutinya dari belakang, mengantar sampai teras. "Kalau ada telor gulung beli ya hehehe..."
Kating tampan itu geleng kepala. Saban hari yang Nata makan telur gulung mulu. Kalau tidak nitip ke Johnny sama Ten, pasti ngerengek minta dibikinin sama Yerin. Taeyong jadi khawatir, jangan-jangan Nata waktu buang air keluar telur gulung juga.
Beruntung, akhir-akhir ini Nata tidak menyantap telur gulung lagi, karena diomeli Yuta. Eh malah ganti haluan beli beng-beng sampai sekotak.
Dasar anaknya Bogum.
"Kalau ada ya," senyumnya. "Dahh~" pamit Taeyong sebelum menghilang dibelokan posko.
Nata pun masuk ke dalam rumah.
Hah, berduaan sama Doyoung lagi deh.
Taeyong masuk ke dalam salah satu warung kopi sederhana yang jaraknya hampir 700 meter dari posko. Di sini memang masih sepi. Kanan kiri kebanyakan kebun dan sawah daripada rumah.