[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN]
kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan.
Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—menunggu itu tidak enak, makanya saya selalu tepat waktu- Doyoung Harsya Attaqi.
"Woy!"
"Hm"
"Eh ketumbar baru bangun ya lu!"
"Hm"
"Liat udah jam berapa!"
Mata kecil Nata terbuka sedikit demi sedikit, dan langsung membesar saat menatap jam yang menggantung di dinding depannya.
Jam 8?!
"Anjir!"
"Woy! Buruan! Ketua udah ngomel noh! Ditinggal tau rasa lu!"
Sambungan dari Yuta langsung terputus, dengan kekuatan seribu kaki Nata berlari menuju kamar mandi, melakukan aktivitas air kesukaannya yaitu mandi bebek, tak butuh lima menit dia sudah keluar lagi untuk berganti pakaian.
Salahkan Yuta yang menginap di rumah temannya. Biasanya kalau urusan bangun pagi seperti ini, Yuta selalu rajin jadi alarm berjalan untuk Nata, soalnya di rumah Nata sepi, tidak ada siapa-siapa, terlebih Nata kaya kebo, rumahnya di bom atom juga gak bakal bangun.
Selesai rapih-rapih dia langsung memesan gojek untuk mempercepat langkahnya menuju kampus.
Nata baru saja mengecek ponsel. Dan apa yang ada di notifikasi itu membuat jantung Nata mau berhenti detak saja.
10 panggilan tak terjawab dari Yuta dan 5 panggilan tak terjawab dari Doyoung.
Ini gak salah lihat?
"Mampus gue" gumamnya tepuk jidat.
Seketika bayang-bayang wajah kanebo kering milik Doyoung menyembul di otaknya. Tak terbayang seperti apa marahnya sang ketua nanti.
Bodo amat lah, sekarang dia harus berpikir dulu untuk menyusul teman-temannya yang kemungkinan akan berangkat.
Tapi Nata tidak bisa bohong, kalau dia masih kepikiran bagaimana nanti jika Doyoung marah, kemarin saja marahnya Doyoung kaya ibu-ibu yang ditegor gara-gara ngesen kiri tapi beloknya kanan, apalagi hari ini sudah diwanti-wanti Doyoung untuk tidak telat.
Berubah jadi mas-mas yang ngepretelin scoopy karena ditilang kali.
Suara motor yang berhenti di depan rumah mengintrupsi Nata untuk berhenti memikirkan persamaan antara ketuanya dengan galaknya ibu-ibu ngesen kiri tapi beloknya kanan.
Sepanjang perjalanan yang Nata pikirkan hanya wajah garang Doyoung. Ntah kenapa dia jadi takut telat, biasanya masuk kelas saja suka seenak jidat, mau telat juga bodo amat.
Tapi sekarang cuma telat datang kelompok KKN saja sudah seperti telat mengumpulkan formulir pedaftaran nikah di KUA. Memang ya tampang Doyoung lebih menyeramkan lebih-lebih dosen perempuan kalau mahasiswanya telat ngumpulin tugas pas lagi PMS.