1.7 Hari Pertama

129K 16.5K 6.1K
                                    

-senja tak pernah iri dengan fajar, karena matahari akan mendatanginya dengan ceria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-senja tak pernah iri dengan fajar, karena matahari akan mendatanginya dengan ceria.- Doyoung Harsya Attaqi

Pagi ini adalah pagi pertama mereka tinggal bersama di kontrakan. Terlihat sudah wajah-wajah pelor baru bangun tidur satu sama lain, tampang yang ingin mereka sembunyikan dari dunia, tapi malah menjadi santapan pagi para penghuni posko KKN 14. Pagi mereka tak seindah yang dibayangkan dan tak seburuk yang mereka pikirkan. Bangun siang, telat subuh, rebutan kamar mandi, teriak-teriakan, tidur lagi. Ya begitulah kira-kira.

Mereka kompak telat sholat subuh, gara-gara begadang nonton film Avegers pertama sampai Avegers: Infinity War, sampai jam tiga pagi.

Untung ada Doyoung yang bangun lebih awal walaupun tetap telat, dia saja baru bangun jam setengah enam. Buru-buru sholat subuh, setelah itu membangunkan teman-teman yang lain. Dan jadilah kericuhan di kontrakan terjadi.

Johnny, Yerin, dan Ten dulu-duluan lari menuju kamar mandi. Ya, tapi seperti adanya hukum rimba, yang besar yang berkuasa. Dengan sangat mudah Johnny berlari dengan langkah panjangnya menuju kamar mandi, meninggalkan dobrakan pintu dari kedua manusia yang sedang menahan buang hajat di waktu bersamaan

"Buruan tapir, gue udah di ujung nih!" seru Ten menggedor kamar mandi. Kakinya sudah merapat menahan buang hajat dari tadi.

Yerin ikut menggedornya tak kalah kencang, "anjir John, demi ini mah diujung parah!"

"Gue juga sama!" balas Johnny dari dalam, tak lama bunyi blubup blubup terdengar, membuat Ten menendang pintu dengan kesal.

"Bareng aja sih, elah ribut banget!" omel Joy yang masih meringkuk di pojokan tembok dekat tv, merasa terganggu dengan aksi trio boboboi.

Ten menggaruk kepalanya yang belum keramas dari kemarin-pantes ketombean. Mencari cara untuk dapat menyelesaikan panggilan alam yang sangat ingin dikeluarkan, demi apapun kalau dia boleh poop di celana, bakal langsung dia keluarin sambil jongkok dipojokan.

Begitu pun dengan Yerin, dia bahkan sudah tidak dapat menahannya lagi, hajatnya sudah calling-calling minta keluar dan harus dituntaskan secara cepat.

Dan untung saja otaknya lagi tidak dalam keadaan buffering, dia baru ingat kalau di belakang rumah ada jamban. Dia pun segera berlari keluar lewat pintu belakang. "Misi-misi!" serunya menyingkirkan tubuh Sejeong yang menghalangi jalan, lalu sprint ke arah jamban yang berada tepat di dekat pepohonan dan empang yang membatasi antara pekarangan rumah dengan sawah.

Beruntung rumah neneknya yang di kampung masih menggunakan jamban juga, jadi bakat alaminya bisa kembali diasah sekarang.

"Anj- lu ngapain, Rin?!" seru Yuta kaget melihat Yerin jongkok di jamban, dengan wajah -ngeden- menghadap ke arah mereka.

Yuta sedang berada di pekarangan belakang bersama anak-anak lain, seperti Kun, Sejeong, Jaehyun dan Sana. Menikmati suasana asri desa di kala pagi. Jarang-jarang mereka dapati hal seperti ini di rumah mereka. Eh kini Yerin datang malah merusak semuanya.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang