5.4.1 Diskusi Hati

73.9K 9.3K 2.7K
                                        

—kamu adalah gagal panenku yang paling indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kamu adalah gagal panenku yang paling indah.- Muhammad Taehyung Shadiqa to...


"Iya..."

'...'

"Iya aku juga denger..."

'...'

"Kamu bisa diem gak? Atau aku blokir?!"

Sentakan Sejeong pada ponselnya berhasil membuat Nata kaget dalam tidur. Gadis itu sayup-sayup membuka mata dan mengintip apa yang terjadi.

Sejeong segera mematikkan telepon dan membantingnya ke kasur dengan kasar. Hufftt, hampir saja Sejeong kelepasan. Kekasihnya membuat moodnya hilang malam ini, belum lagi tadi dia habis bertengkar dengan Doyoung. Hari ini mental Sejeong benar-benar diuji.

Nata mengulet, matanya melirik jam dinding sponsor milik Jaehyun yang terpasang di dekat pintu kamar. Masih pukul sebelas malam ternyata, padahal dia ngerasa udah tidur cukup lama. Akhirnya dia bangkit untuk duduk.

Agaknya Sejeong terkejut saat melihat siluet Nata yang terbangun dipojok seberang tempatnya. Pasti suaranya mengganggu Nata. "Eh Nat, aku ganggu ya? Maaf ya" kata Sejeong merasa bersalah.

Nata tersenyum kecil sembari mengucek mata, "iya, gak apa-apa" jawabnya sembari menguap sebelum merenggangkan otot-otot tangannya.

Hah, susah juga tidur dalam keadaan hidung tersumbat. Si cantik pun bangkit.

"Mau kemana, Nat?" tanya Sejeong saat gadis itu merapihkan rambutnya yang mirip singa.

"Cari angin" balasnya

"Dingin, pake jaket jangan lupa" peringatan Sejeong.

Nata mengangguk, lalu mengambil jaket puma yang tersampir di belakang pintu. Setelah itu dia keluar, tapi belum ada selangkah, dia mundur lagi.

"Mau kopi gak, Se?"

Sejeong menggeleng. "Aku mau langsung tidur" tersenyum, Sejeong langsung rebahan di pojok tembok dekat jendela, persis di sebelah Joy yang tidur telentang dan mendengkur keras.

Kalau Sejeong jahat mungkin sudah Sejeong rekam terus dipamerin ke anak-anak, habis ngoroknya kaya badak.

Nata kembali membalas dengan senyuman dan bergegas ke dapur.

Agaknya Nata masih sungkan dengan Sejeong. Kadang Nata merasa gagal jadi wanita kalau melihat kelemahlembutan anak psikologi itu, ditambah sifat feminim yang selalu melekat didirinya.

Tidak, bukan itu, faktor sebenarnya karena dia masih belum bisa menerima kalau Sejeong lebih dulu kenal dekat dengan Doyoung.

Kadang bayang-bayang Sejeong yang berduaan dengan kekasihnya selalu menghantui pikiran Nata, bahkan setelah Doyoung jelaskan tentang kedekatan mereka yang mengaku tidak mungkin bisa bersama, masih membuat Nata ragu tentang pertemenan mereka.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang