[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN]
kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan.
Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—kau bulan, Tudung Senjaku.- Bilqis Nata Shadiqa.
I love you, You love me, We're a happy family, with a great big hug, and a kiss from me to you, Won't you say you love me TOO!~
Nata bergoyang di depan kelas bersama Ten, memeragakan tarian lagu Barnie di hadapan murid-murid kelas empat. Serempak para murid kelas empat mengikuti gerakan kedua guru sementaranya itu.
Nata berada di sekolah untuk menemani Ten mengajar. Berbekal sogokan sempol sepuluh ribu dan Good Day Mocacinno, akhirnya Nata mau menerima tawaran Ten untuk membantunya mengajar.
Dasar murahan, sama sempol aja mau.
Ten bilang dia butuh seseorang buat jadi partner mengajar kali ini, karena di dalam silabus yang dia buat bersama teman-temannya sebelum KKN, ada materi humanity cares, dia pun memilih alat praga bernyanyi dan menari.
Karena dia merasa bakal sepi kalau sendiri, akhirnya dia mengajak teman. Tadinya dia mengajak Sejeong untuk kolaborasi, hanya saja Sejeong ada janji mengisi kelas satu, lalu dia meminta Yerin, tapi Yerin bilang mau ada urusan di desa untuk program kegiatan individunya nanti, lalu dia mengajak Jaehyun, tapi Jaehyun menolak. Akhirnya dia mengajak Nata.
Walaupun sempat ditolak juga, namun dengan iming-iming kata sempol akhirnya mereka sepakat untuk bekerja sama dalam belajar-mengajar.
Sempol merubah segalanya.
Selepas bernyanyi semuanya tepuk tangan, merasa bangga kepada diri mereka sendiri karena mampu bergoyang dan bernyanyi dengan benar.
"Good job, class!" seru Ten ikut bertepuk tangan. "Ok, karena kalian pinter-pinter jadi kalian boleh istirahat" kata Ten melanjutkan.
"Kan emang udah bel istirahat daritadi pak" seru salah seorang murid yang duduk dipojokan, membuat Nata tergugu.
Ten pun ikut terkekeh menghilangkan rasa malu yang tiba-tiba menyelimuti. "He he he, maaf maaf. Kalian boleh istirahat. Sampai nanti, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab murid serempak.
"Stand up, greeting!" teriak ketua kelas untuk memberi salam perpisahan pada guru mereka.
"See you later, Mister and Miss"
Itu adalah sapaan yang Ten ajarkan pada murid-muridnya setiap akhir kelas, mereka harus memberi salam perpisahan.
Ten dan Nata tersenyum puas lalu membalasnya tak kalah ceria, "see you too"
Lelaki kota itu membereskan buku-bukunya yang tergeletak di meja guru lalu mengajak temannya keluar kelas.
"Ehem. Good day mantep nih," sindir Nata sembari mengelus lehernya, meminta bayaran yang sudah disepakati sebelumnya.
Paham dengan maksud si gadis, Ten malah tertawa. "Ya elah, kalem kalem gue beliin kok. Nih lu pegang, gue beliin dulu" katanya memberi buku paket dan silabusnya pada Nata. "Tunggu ya" pintanya sebelum keluar sekolah, membeli jajanan untuk Nata.