6 - Know More

30.8K 2K 88
                                        

*AUTHOR*

Hari Senin nampaknya emang jadi langganan hari yang dibenci oleh kebanyakan orang. Hari dimana aktivitas mingguan akan dimulai. Hari dimana murid-murid harus melakukan upacara rutin.

Teriknya matahari tak bisa mereka hindari meski telah memakai topi. Dalam hati, banyak dari mereka yang sudah mengeluh ingin upacara segera berakhir.

"Gilaaaa, jam segini udah panas banget," kesal Syifa sambil melihat jam tangannya yang menujukkan pukul 07.30

"Sabar sabar, bentar lagi juga selesai," kata Vina yang berada di samping Syifa.

Sayangnya setelah pemimpin upacara meninggalkan tempat, upacara belum dibubarkan.

Seorang guru wanita berkacamata, Bu Juni, naik keatas panggung kecil tempat pembina upacara tadi berdiri,
"Berikutnya ada pengumuman mengenai prestasi yang baru saja didapatkan oleh siswa kita," katanya sambil membaca kertas yang ada di tangannya.

"Kemarin tim Fisika kita mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan di Malaysia dan berhasil membawa emas !," ujarnya begitu bersemangat. Para siswa pun sontak bertepuk tangan.

"Silahkan maju kedepan para tim Fisika kita yaitu Doni, Hilda dan ... Jingga"

Senja yang tadinya mengobrol dengan Syifa, Vina dan Rani tentu terkejut mendengar ada nama Jingga. Senja sama sekali tidak tau kalau Jingga mengikuti lomba tersebut.

"Wih, pacar lo emang gak diraguin kepinterannya !" Puji Rani.

"Eh, itu lombanya kapan ? Kok gue gatau ya," tanya Vina kearah Senja.

"Gue juga gatau dia ikut lomba," jawab Senja. Dia memang tidak tau Jingga ikut lomba fisika itu. Yang ia tau, selama 2 hari kemarin Jingga bilang sedang berkunjung ke rumah kakeknya.

"Apa Jingga berbohong pura-pura ke rumah kakeknya ?" Batin Senja.

Setelah Bapak Kepsek memberikan piala serta sertifikat dan berfoto bersama, seluruh siswa sudah boleh kembali ke kelas masing-masing.

Saat siswa lainnya membubarkan diri, Senja berjalan ke arah Jingga. Diberikannya ekspresi kesal karena pacarnya itu tak mengabarinya jika mengikuti lomba.

Sarah dan Lily yang tadinya ada di sebelah Jingga memilih balik ke kelas duluan, tak ingin ikut campur urusan dua sejoli tersebut.

"Kok kamu gak ngasih tau aku kalo ikut lomba ?," tanya Senja dengan nada jutek.

"Oh, sengaja," jawab Jingga santai.

"Kenapa gak ngasih tau ?"

"Ya gapapa," jawabnya santai lagi yang membuat Jingga mendapatkan cubitan dari Senja di perutnya.

"Hih, kamu ini nyebelin banget sih ! Jadi kemarin kamu gak ke rumah kakek kamu ?"

"Kan rumahnya di Malay,"

"Bukannya kamu bilang ke aku rumahnya di Bogor ?"

"Ah ... anu .. itu .."

"Kamu bohong ya ?" Tanya Senja sambil memicingkan matanya kepada Jingga.

"Maaf," kata Jingga sambil menundukkan kepalanya tak berani menatap Senja.

"Aku gatau ya alasan kamu apa gini aja bohong. Aku nggak suka kalau kamu bohong. Ngerti ?"

"Iya maaf," jawab Jingga dengan nada penuh penyesalan.

"Yaudah aku balik ke kelas dulu," pamit Senja pergi meninggalkan Jingga.

*****

"Ngga, traktir kita dong !" Rayu Sarah dan Lily kepada Jingga.

Namun Jingga tak menggubris mereka berdua. Ia memilih fokus meniup-niup mie kuah nya yang masih panas.

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang