#AUTHOR#
Liburan telah usai, kegiatan belajar mengajar mulai kembali seperti sedia kala. Disaat sekolah lain sudah memulai aktivitas belajar, lain halnya dengan SMA Cita & Harapan. Seolah mengerti murid-muridnya masih belum move on dari liburan, minggu pertama masuk sekolah di isi dengan sibuknya persiapan Pensi.
Sekolah sengaja belum meng-efektifkan kegiatan belajarnya dengan membiarkan siswanya mempersiapkan Pensi untuk hari Sabtu besok. Sayangnya hal ini hanya berlaku bagi para Panitia Pensi, anggota OSIS serta siswa kelas X dan XI. Siswa kelas XII tetap melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya.
Meskipun begitu, masih banyak kelas XII yang ikut-ikutan belum move on dari liburan mereka. Salah satu dari sekian siswa yang belum move on itu adalah Jingga. Masuk sekolah lagi berarti harus bangun pagi lagi. Tak jarang ia tertidur di kelas karena terbiasa bangun siang saat liburan.
Teguran dari guru yang mengajar saja tidak cukup menghilangkan kebiasaan buruk Jingga. Tapi ada setidaknya satu guru yang bisa membuatnya jera. Tentu saja, Pak Gatot.
Plak!
Sebuah buku paket tebal sejarah yang dipukul tepat di kepala Jingga, berhasil membangunkannya.
"Buat apa pintar tapi kerjaannya tidur saat guru menjelaskan, hah ?!" Suara Pak Gatot membuat suasana kelas menjadi hening. Semua murid diam ketakutan.
Jingga berdiri menghadap ke Pak Gatot. Ia beberapa kali mengusap kepalanya yang sakit karena dipukul dengan buku sejarah tadi.
"Saya tidur dikelas tidak akan mengubah kepintaran otak saya," jawab Jingga dengan nada dingin.
"Jingga, kamu saya hukum"
"Saya bosan dihukum Bapak," Dengan cepat, Jingga berlari keluar dari kelas menghindari hukuman dari Pak Gatot.
Pak Gatot terkejut dengan tingkah kurang ajar muridnya itu. Ia segera berlari mengikuti Jingga.
Jingga sepertinya lupa, dulu Pak Gatot muda adalah atlet lari saat SMA.
Mereka berdua saling mengejar melewati lorong kelas XII yang sepi karena semua siswa sedang belajar didalam kelas.
Jingga menambah kecepatannya sambil beberapa kali menoleh ke belakang. Memastikan jaraknya aman dari Pak Gatot.
Bruk!
Tubuh Jingga terjatuh sesaat setelah menabrak seseorang di depannya.
"Ngapain sih lari-lari ? Nggak kelas ?"
Jingga kenal suara ini. Suara yang selalu ia dengar tiap harinya. Suara Senja.
Jingga berdiri merapikan sedikit seragamnya.
"Nanti aku jelasin," Jingga kemudian meninggalkan kekasihnya itu tapi baru saja hendak kembali berlari, suara menggelegar Pak Gatot menghentikannya.
"JINGGA WIJAYA ! Berhenti atau saya laporkan kamu ke Pak Wijaya !"
Jingga sudah tidak bisa berkutik lagi jika Pak Gatot mengancam akan memberitahu Kakeknya.
Senja menghela nafas kasar sambil menggelengkan kepalanya. Ia tidak menduga kekasihnya ini nekat kejar-kejaran dengan guru yang paling ditakuti di sekolah ini.
"Nakal banget ya kamu," ujarnya sambil menepuk pundak Jingga kemudian pergi meninggalkan Jingga berdua dengan Pak Gatot.
***
"Anj*ng!"
Entah sudah berapa kali Jingga mengumpat sendiri karena sudah lelah menjalani hukuman yang diberikan Pak Gatot.
![](https://img.wattpad.com/cover/176764503-288-k690936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Senja
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Seperti langit senja yang selalu berwarna jingga, aku mau kita bersama seperti itu selamanya. Selamat membaca! Salam JuS! *cheers* *Selamat datang kembali di cerita pertama saya! *Pernah ramai pada ma...