"Lo bego banget sih, Ngga"
"Kenapa lo bilang putus ke dia ?"
"Ah, Kak Jingga payah!"
"Harusnya Kak Jingga tahan Senja"
"Kenapa dibiarin gitu aja sih ?"
Jingga menutup kedua kupingnya yang sudah panas di caci maki oleh lima wanita di hadapannya yang memandangnya dengan tatapan kesal.
Niat hati bercerita dan meminta solusi, Jingga malah mendapatkan cercaan dari kedua sahabatnya dan ketiga sahabat Senja.
Karena Senja tak mengangkat telfonnya, Jingga memutuskan pergi ke rumah Lily. Sesampainya disana, ia langsung disambut kelima wanita itu yang sudah tahu lebih dulu apa yang akan Jingga ceritakan padahal Jingga belum bilang. Ini karena Senja sudah cerita ke ketiga sahabatnya itu melalui group chat.
Eh, Senja bisa membalas pesan ketiga sahabatnya tapi telfonnya Jingga malah nggak diangkat. Poor Jingga.
"Gue kesini bukan untuk dihina ya," ujar Jingga dengan nada kesal.
"Hinaan kita adalah semangat supaya lo balikan sama Senja," kata Lily.
"Ah bacot kalian," Jingga segera beranjak dari duduknya.
"Mau kemana lo ?" Tanya Sarah.
"Eh Kak Jingga jangan pergi dulu dong," Syifa berusaha menahan Jingga.
"Pulang. Gak guna cerita disini"
Lily segera berlari kearah pintu, menghalangi agar Jingga tidak pulang.
"Sorry sorry, kita nggak nyangka kalian putus beneran," Lily meminta maaf.
"Gara-gara lo tadi siang doain putus," Jingga menunjuk Sarah dengan tatapan kesal.
"Gue kan bercanda. Mana tahu gue kalo beneran putus ?"
"Udah udah jangan malah berantem gini dong Kakak-Kakak," Vina berusaha melerai mereka bertiga.
Sarah kemudian menyuruh Jingga untuk kembali duduk.
"Jadi ... kita bisa bantu apa biar kalian balikan ?" Rani mulai berbicara.
Jingga mengerdikkan bahunya, "Gatau"
Lily yang ada di sampingnya menjewer telinga Jingga hingga mengaduh kesakitan.
"Apaansih ?!"
"Lo niat balikan kagak sih ?" Tanya Lily.
"Niat lah"
"Kalau ditanya ya jawab yang bener"
"Iya iya"
"Okei. Yang pertama, Kak Jingga nggak boleh ikut emosi kayak Senja. Kan Kak Jingga tahu, Senja itu galak," Vina mulai memberi saran pada Jingga.
"Dia minta pulang mulu, siapa yang nggak ikutan marah coba ? Aw!" Kini giliran Sarah menjewer telinga Jingga.
"Dengerin kita ngomong dulu sampai selesai, kampret. Jangan dipotong"
Jingga mengusap-usap kedua telinganya, ia akhirnya mengikuti perintah Sarah untuk mendengarkan yang lain.
"Gini loh Kak, Senja itu sudah berusaha sabar sama Kakak tapi Kak Jingga pekanya lama. Yah akhirnya Senja nggak bisa lagi nahan emosinya," Syifa mulai menjelaskan.
"Hampir tiap hari kalian selalu bertemu, ngobrol ini itu dan ngelakuin banyak hal bareng. Trus tiba-tiba Kak Jingga sekarang tiap hari semedi belajar mulu. Ya pasti Senja kaget dong," lanjut Vina.
"Senja berusaha ngertiin Kak Jingga yang sibuk belajar tapi menurutnya Kakak terlalu berlebihan. Segala hal dikesampingkan hanya untuk belajar," Rani menambahkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/176764503-288-k690936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Senja
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Seperti langit senja yang selalu berwarna jingga, aku mau kita bersama seperti itu selamanya. Selamat membaca! Salam JuS! *cheers* *Selamat datang kembali di cerita pertama saya! *Pernah ramai pada ma...