36 - Berangkat

15.9K 1.3K 51
                                        

#SENJA#

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Jingga, Kak Lily dan Kak Sarah resmi lulus dari SMA dan telah di wisuda. Mereka kini sibuk dengan segala keperluan kuliah mereka. Kak Lily dan Kak Bram diterima di Universitas yang sama sementara Kak Sarah dan Kak Satrio harus ldr lagi beda kota.

Kenapa cuma aku dan Jingga yang harus ldr beda negara ?

Iya iya, maaf, aku harusnya nggak boleh ngeluh. Jingga dengan begitu nekatnya ninggalin beasiswa di Inggris dan memilih Jepang sebagai tujuannya. Dia pakai ngaku-ngaku ke yang lain kalau kelewatan tanggal daftar ulang. Katanya kalau ia cerita yang sebenarnya nggak mau jauh dari aku entar diejek bucin. Padahal memang iya, haha.

Selama hampir dua bulan ini, ada banyak hal yang disiapkan Jingga mulai dari melengkapi dokumennya, mengurus visa pelajar hingga belajar bahasa Jepang. Aku sering lihat dia pusing sendiri karens harus ngafalin bahasa Jepang. Harusnya dia milih Korea, supaya aku ajarin bahasa Korea ala drakor, hehe.

Satu minggu menuju hari keberangkatannya ke Jepang, Jingga malah masih santai-santai. Padahal orang lain pasti excited banget kan kalau mau kuliah di luar negeri. Iya Jingga memang beda. Bahkan yang ngurusin apa aja yang harus ia bawa ke Jepang itu aku dan Mbok Jah.

"Jingga, baju yang ini dibawa nggak ?" Tanyaku kepada Jingga saat sedang memilih baju apa aja yang akan dia bawa ke Jepang.

"Bawa," jawabnya sambil tidak melihatku sama sekali. Dia betah sekali main hp diatas kasur. Enak ya sementara aku duduk di lantai natain baju-bajunya.

"Dilihat dulu"

"Bawa aja semua"

"Kalau dibawa semua ya nggak cukup. Sini pilihin baju kamu sendiri," titahku padanya. Yang mau ke luar negeri siapa, yang nyiapin bajunya siapa.

Jingga akhirnya turun dari kasurnya, ikut duduk di lantai bersamaku. Ia melihat pakaian apa saja yang sudah kusiapkan untuknya.

"Ini udah kekecilan," katanya menunjukkan ku baju hitamnya yang bermotif kotak-kotak.

"Tadi aku udah tanya ke kamu, katanya bawa aja. Makanya kalau ada orang tanya itu dilihat dan dijawab yang bener"

"Ceramah mulu," Jingga mencubit kedua pipiku gemas.

"Nanti disana kamu pasti bakal rindu sama semua omelan aku"

"Kata siapa ?"

"Kataku"

"Masa ?"

"Please ya, jangan nyebelin"

"Please ya, jangan nyebelin"

Aku yang kesal karena Jingga menirukanku, berdiri mengambil bantal dan melemparkannya tepat ke wajahnya. Aku tertawa puas melihat ekspresi wajah Jingga.

Jingga beranjak berdiri mendekatiku tetapi aku malah berlari menghindarinya. Aksi kejar-kejaran di dalam kamar pun tak dapat kami hindari hingga akhirnya Jingga berhasil menghentikanku dengan memelukku erat. Ia kemudian menggendong dan membawaku ke atas kasurnya.

"Mau kabur kemana, hm ?" Tanya Jingga padaku

"Ikut kamu kabur ke Jepang"

"Belajar ngomong bahasa Jepang dulu"

"Halah, kamu yang belajar aja nggak pernah tuh aku sekalipun dengar kamu ngomong bahasa Jepang"

"Kamu nggak akan ngerti"

"Kamu meragukan ku ?"

"Iya"

Aku menatap Jingga kesal.

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang