#SENJA#
Huft, nggak kerasa udah tengah semester aja. Minggu depan selama satu minggu akan diadakan ujian tengah semester.
Saat ini aku bersama ketiga sahabatku sedang berada di perpustakaan, kami berencana mencari buku latihan soal fisika. Suasana di ruang perpustakaan begitu ramai karena banyak siswa yang mulai meminjam berbagai buku untuk menunjang belajar mereka.
Kita tidak bisa menganggap remeh ujian tengah semester karena nantinya daftar peringkat akan dipajang di mading sekolah sama seperti saat ujian akhir sekolah usai.
Oiya, kami berempat sangat membenci fisika. Parahnya, fisika adalah mata pelajaran pertama yang diujikan di hari senin nanti.
"Yaampun, gue stress nih. Gimana kalo fisika gue jeleeeek," keluh Vina. Dari kami berempat, dialah yang selalu dapat nilai tes fisika terjelek.
"Nggak cuma lo doang kali yang stress," timpal Rani.
"Kayaknya kita besok harus belajar bareng non stop deh," ide Syifa.
"Belajar bareng tapi gaada yang jago dari kita ya percuma," cibir Vina.
Seketika mereka bertiga hening kemudian melihat kearahku.
"Minta bantuan diajarin Kak Jingga dong !" Mereka bertiga memohon kepadaku.
"Haish, nggak ah. Minta sendiri ke dia," tolak ku.
Bukannya aku menolak tapi aku lebih tidak merekomendasikan mereka belajar bersama Jingga. Dia memang pintar, jago semua soal hitungan tapi Jingga tidak pandai untuk 'mengajari' orang lain.
Aku pernah memintanya untuk mengajari soal fisika. Daripada mengajariku, dia mengerjakan soal itu sendiri kemudian menyuruhku memahaminya sendiri. Menyebalkan.
Kebetulan kami melihat Jingga, Kak Lily dan Kak Sarah yang ada di perpus juga. Usai pandangan Syifa bertemu dengan Kak Lily, Syifa mengangkat tangannya memberi tanda mereka untuk menghampiri mereka berempat.
"Semangat yaa adek-adek, hehe," ujar Kak Sarah memberi semangat.
Kulihat Syifa seolah membisikkan sesuatu di telinga Kak Lily yang membuat Kak Lily jadi tersenyum kemudian menoleh ke Jingga.
"Jingga, ini mereka minta diajarin fisika nih. Mau nggak ?"
Jingga kemudian melihat ke arahku seolah bertanya 'Kenapa aku ?' , kujawab saja dengan kerdikan kedua bahuku.
"Pleaseeee Kak Jinggaaaa, bantu kita," mohon Vina.
"Ya," jawab Jingga singkat.
Kulihat Vina, Rani dan Syifa tersenyum senang. Yaa, semoga mereka bertiga nggak nyesel deh minta diajarin Jingga.
*****
Keesokan harinya - Rumah Jingga
Rani menyikut lenganku pelan, "Rumah Kak Jingga gede tapi sepi ya," ujarnya.
Hmm gimana nggak sepi, orangtuanya udah nggak ada. Ayah, Papa dan Mamanya juga lebih sering nginap di rumah keluarga mereka sendiri. Sebelum datang ke rumah Jingga, aku sempat menceritakan kepada mereka bertiga soal kondisi Jingga tapi tidak terlalu detail. Kulakukan itu agar nanti mereka tidak banyak bertanya saat di rumah Jingga apalagi Jingga pasti tidak akan menjawabnya.
"Lo pernah nginep sini ?" Tanya Vina padaku.
"Belum"
"Tapi Kak Jingga udah pernah nginep rumah lo ya ? Ciee," sahut Syifa.
Aku hanya tersenyum kikuk merespon pertanyaan Syifa. Saat Jingga menginap di rumahku adalah saat hari ulang tahunku dan di malam itu kami berdua .... ah sudahlah, ini bukan saat yang tepat untuk mengingat hal itu. Aku juga tidak menceritakan sih ke sahabatku ini tentang malam itu, malu ah.
![](https://img.wattpad.com/cover/176764503-288-k690936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Senja
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Seperti langit senja yang selalu berwarna jingga, aku mau kita bersama seperti itu selamanya. Selamat membaca! Salam JuS! *cheers* *Selamat datang kembali di cerita pertama saya! *Pernah ramai pada ma...