2 - Starting

38.4K 2.5K 157
                                    

*AUTHOR*

Jam menunjukkan pukul 06.15

Senja sudah siap dengan segala perlengkapan MOSnya. Dia bangun dan bersiap lebih pagi tak ingin terlambat lagi. Apalagi hari ini Jingga menjemputnya, dia tentu tidak boleh membuat Jingga menunggu.

Senja segera keluar dari kamarnya. Dituruninya satu persatu anak tangga kemudian menuju ke meja makan.

Dilihatnya seorang pria yang tengah asik membaca koran sambil menyeduh kopi nya.

"Ayah kok udah pulang ?" tanyanya kepada pria itu. Ya, dia adalah Roby Prabu, ayahnya Senja.

"Jadi kamu gak suka nih kalau Ayah pulang duluan ?" ucapnya dengan nada sedikit kecewa.

"Ih bukan gitu ... kan katanya pulang 2 hari lagi. Aku kan cuma tanya doang," kata Senja sambil mulai mengolesi rotinya dengan selai kacang.

"Eh kamu kemarin telat ya ? Kok bisa sih ?"

"Yaa karena bangunku kesiangan ... padahal udah aku alarm loh !" jawabnya sambil melahap roti selai kacang nya.

"Kamu bahkan sampai jatuh waktu lari ke gerbang," kata Roby sambil terkekeh. "Udah tau gabisa lari, sok-sokan lari kamu ini"

Senja yang mendengar ejekan dari Ayahnya itupun hanya bisa mendengus kesal. Sampai Senja menyadari sesuatu jika ia belum menceritakan ke siapapun kalau dia jatuh. Yang tahu ini hanya Vina, Rani, Syifa yang mana belum kenal dengan Ayahnya.

Tunggu, ada 1 orang lagi yang tahu aku jatuh. Dia adalah Jingga.

Apa Ayah tahu dari Jingga ya ? Tapi kan mereka juga pasti gak saling kenal, gumam Senja dalam hati.

"Ayah tahu darimana aku jatuh ?" tanyaku penasaran

"Tuh teman kamu yang nungguin di ruang tamu tadi cerita. Namanya siapa ya tadi ... oh, Jingga !"

Senja yang mendengar itupun langsung tersedak. Ia bergegas mengambil air putih dan meminumnya cepat-cepat.

Roby yang melihat tingkah putrinya itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

Senja buru-buru menghabiskan rotinya dan segera beranjak dari kursinya.

"Yah, Senja berangkat dulu ya ! Gaenak ditungguin Kak Jingga," ucapnya sambil menyalami tangan Ayahnya itu.

"Oh yaudah, bilangin ke Jingga, hati-hati bawa mobilnya. Ayah mau ke belakang dulu nih, biasa panggilan alam," cengirnya kemudian langsung pergi begitu saja.

Senja yang sudah biasa dengan tingkah Ayahnya ini pun hanya bisa terkekeh.

Senja berjalan ke arah ruang tamu. Dilihatnya Jingga yang sedang duduk menunduk memainkan ponselnya.

"Kak Jingga," panggilnya

"Kak Jingga," panggilnya lagi yang kedua kalinya

"Kak Jingga," panggilnya lagi tapi tetap tidak ada jawaban.

Jingga terlalu fokus dengan game di ponselnya.

"EHEM," Senja pun berdehem cukup keras.

Menyadari hal itu, Jingga langsung mematikan ponselnya kemudian berdiri dan berjalan keluar rumah. menuju kearah mobilnya.

Senja yang melihat itupun hanya bisa keheranan dan mengikuti Jingga ke mobilnya.

"Senja," suara Jingga memecah keheningan di mobil. Kini mereka sedang menuju ke sekolah.

"Iya kak ?"

"Lo suka musik apa ?" tanyanya tiba-tiba

"Ehm ... gue sukanya--"

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang