42 - #JuC / Kala Cinta Menggoda

14K 901 85
                                    

#TeamJinggaClara

*Setelah Jingga-Senja Putus*

#########

"Lo kenapa ? Daritadi lihat hp mulu," tanya Juna pada Jingga yang sejak tadi memperhatikan hp nya.

"Nungguin kabar dari Senja ?" Tebak Karina yang dijawab anggukan dari Jingga.

"Oh, lagi selingkuh mungkin," jawab Juna asal yang mendapatkan tatapan tajam dari Jingga.

"Udah sabar aja. Namanya juga lagi kumpul sama teman-temannya," ujar Karina menenangkan Jingga.

Mereka bertiga kemudian lanjut menyantap makanan mereka. Saat ini mereka sedang berada di sebuah kedai ramen yang tak jauh dari kampus Karina.

Jingga kembali menghela nafas kasar karena ini sudah kesepuluh kalinya ia menelfon Senja tapi tak kunjung diangkat. Ia kembali mencoba menelfon. Akhirnya percobaan telfon kesebelasnya diangkat.

"H-halo ?" Sapa Senja dari ujung sana. Senyuman mengembang di wajah Jingga karena akhirnya bisa mendengar suara Senja.

"Hai. Kenapa baru diangkat ?"

"Uhm tadi hp nya ketinggalan di tenda"

Jingga menghela nafas lega, ternyata hp nya cuma ketinggalan. Padahal ia sudah berprasangka buruk, "Lain kali jangan ditinggal lagi. Bahaya"

"I-iya"

Jingga teringat tadi mengirimkan hasil gambarnya kepada Senja. "Kamu udah lihat gambar yang aku kirim ?"

"Belum"

Jingga terdiam sebentar, memberi Senja waktu untuk melihat gambarnya, "Bagus nggak ?"

"I-ini apa ?"

"Denah rumah masa depan kita. Itu lantai satunya. Nanti lantai duanya a--"

"Jingga, kalau aku minta putus, apa yang akan kamu lakukan ?"

Jingga seketika terdiam. Ia terkejut dengan pertanyaan Senja yang tiba-tiba seperti itu.

"Kenapa tiba-tiba bilang gitu ? Kamu masih marah sama kejadian kemarin ya ?"

"B-bukan gitu t-tapi aku ... "

Jingga yakin pasti ada sesuatu yang Senja sembunyikan darinya. "Perempuan atau laki-laki ?" Ia mencoba asal bertanya apakah ada orang ketiga diantara mereka berdua.

"Dengarin aku du--"

"Perempuan atau laki-laki ?" Tanya Jingga yang kedua kalinya.

"Namanya Raka"

Jingga diam cukup lama. Tentu saja itu seorang laki-laki. Ada banyak pertanyaan yang ingin Jingga tanyakan sekarang pada Senja. Tapi daripada harus mendengarkan jawabannya lewat telfon, Jingga memilih untuk mendengarkannya langsung.

"Tunggu aku. Minggu depan kita selesain ini baik-baik"

"Jingga dengarin aku du--"

Tak peduli lagi dengan apa yang akan diucapkan Senja, Jingga memilih segera memutuskan sambungan telfon.

"Ngga, kenapa ?" Tanya Karina dengan nada khawatir.

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang