15 - Dahulu

18.5K 1.4K 49
                                    

#SENJA#

Hari ini sekolah lebih ramai dari biasanya karena para alumni yang lulus kemarin datang reunian. Para alumni berdatangan kemari untuk promosi tempat kuliah gitu. Mereka memberi tips untuk bisa kuliah di universitas ternama atau bahkan tips agar bisa kuliah di luar negeri.

Karena sekarang sedang jam istirahat, tentunya kantin menjadi lebih ramai karena kedatangan mereka. Beruntungnya tadi Vina dengan cepat langsung duduk di bangku yang kosong. Jika telat sedikit saja pasti akan diambil orang lain.

Sekarang aku dan ketiga sahabatku ini sedang menikmati makanan kami masing-masing. Tak lama kemudian datanglah Kak Lily, Kak Sarah dan ...., loh Jingga nya mana ?

"Jingga lagi di perpus," kata Kak Lily yang baru saja duduk. Ia seolah bisa membaca pikiranku.

"Oh, tidur ya Kak ?"

Kak Lily dan Kak Sarah kompak menggelengkan kepala.

"Bersembunyi dari kejaran fans-nya," ujar Kak Sarah.

Dahiku mengerut, "Fans ?"

Aku tau sih Jingga punya banyak fans tapi fans mana yang sampai membuatnya bersembunyi di perpus ?

"Tuh," Kak Lily menunjuk ke sekumpulan alumni yang berada di seberang meja kami.

"Gilee, fans Kak Jingga kelewat banyak. Cewek pula fans nya," celetuk Syifa.

"Kenapa Kak Jingga harus sembunyi ? Emang fans nya ganas ya ?" Tanya Rani. Pertanyaannya sama sih dengan apa yang ku pikirkan sekarang.

Kak Lily menggeleng, "Bukan ganas tapi Jingga risih. Meskipun dia dikasih coklat atau surat, mau itu dari cowok atau cewek, mana pernah dia simpen. Pasti di kasih ke gue atau Sarah"

Kami berempat ber-oh ria mendengar penjelasan dari Kak Lily.

"Hmm btw, ada nggak sih fans cewek yang berani sampai .... nembak Kak Jingga gitu ?" Tanya Vina yang kepo yang membuatku ikutan kepo juga.

"Ada dong. Orang nya ada disana juga," jawab Kak Lily sambil melihat kearah sekumpulan alumni yang tadi.

"Wow, sepopuler itu ya Kak Jingga. Gue heran deh. Apa yang keren dari Kak Jingga selain dia yang punya sekolahan dan pintar ?" Tanya Syifa sambil melihatku.

"Gausah sok kepo. Urusin sana hubungan lo sama Dio," jawabku dengan nada jutek.

"Hati-hati Syif, awas Senja galak," celetuk Rani yang membuat Syifa, Vina, Kak Lily dan Kak Sarah tertawa.

Hhh, Dasar Rani sialan.

.
.

Aku baru saja keluar dari toilet. Syifa, Rani dan Vina yang mengaku sebagai sahabatku ini malah meninggalkanku kembali ke kelas duluan. Sialan mereka bertiga. Tunggu aja pembalasanku.

Oiya, aku teringat dengan Jingga yang katanya sedang bersembunyi dari fans nya di perpus. Aku samperin aja kali ya. Palingan dia lagi tidur dengan buku tebalnya sebagai bantal.

Baru saja berjalan beberapa langkah, lenganku ditahan oleh seseorang. Aku berbalik melihat orang tersebut. Dahiku mengkerut, berpikir siapakah gadis ini ? Karena dia tidak memakai seragam maka bisa kupastikan ia adalah alumni dari sekolah ini. Ada urusan apa dia denganku ?

"Lo ... Senja, ya ?" Tanya-nya padaku.

Harusnya tanpa bertanya dia sudah bisa tahu namaku dari badge nama di dadaku ini.

"Iya, Ada apa ya Kak ?"

"Kenalin, gue Tika," ia mengulurkan tangannya kepadaku ingin bersalaman, kusambut saja salamnya itu.

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang