##########
Sudah sekitar setengah jam Jingga menunggu Senja yang tak kunjung menjemputnya. Saat ini ia sedang berada di bandara setelah kembali dari Jepang.
Berkali-kali Jingga menelpon Senja tapi tak ada jawaban. Ia mulai khawatir dengan istrinya itu yang tiba-tiba menghilang padahal tadi sebelum pesawat Jingga berangkat, Senja sudah berjanji akan menjemputnya.
Akhirnya setelah percobaan telfon yang ke 20, Senja mengangkatnya.
"Sayang, kenapa baru diangkat ? Kamu gapapa kan ? Aku udah di bandara"
"Cie khawatir ya ? Aku ketiduran, hehe. Kepala aku pusing"
"Aku pulang sendiri aja"
"Aku jemput aja. Ini aku mau siap-siap"
"Jangan. Kamu istirahat aja. Aku bisa pulang sendiri. Oke ?"
"Hmm iyaa. Hati-hati di jalan yaa. I love you, Gaga"
"Iya. I love you too"
Jingga bernafas lega. Ternyata Senja hanya ketiduran karena kepalanya pusing. Akhir-akhir ini Senja memang mengeluh kepada Jingga jika kepalanya pusing. Karena Jingga tidak bisa menemaninya, ia meminta Syifa untuk menjaga Senja selama ia ada di Jepang hampir sebulanan ini.
Jingga segera memutuskan untuk pulang menggunakan taksi.
Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam, Jingga akhirnya tiba di apartmentnya. Ia dan Senja memang memilih untuk tinggal di apartment dulu selama rumah mereka masih proses pembangunan.
"Sayang," panggil Jingga ketika membuka pintu tapi tak ada jawaban dari Senja.
"Senja," panggilnya lagi tapi tetap tak ada jawaban.
"Senja sayang," lagi-lagi tak ada jawaban.
Jingga berpikir mungkin saja Senja sedang keluar.
Jingga akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamarnya untuk membaringkan tubuhnya. Tapi ketika ia masuk kamar, ia menemukan sebuah kardus kecil berwarna merah muda dengan pita biru di atas kasurnya.
Karena penasaran, Jingga membuka kardus tersebut. Dahinya mengerut heran dengan isi kardus tersebut.
Sepasang sepatu bayi.
Saat Jingga mengeluarkan sepatu tersebut dari kardus, ia menemukan sebuah test pack.
Jingga menelan ludah. Ia beranikan diri untuk membaca hasil yang ditunjukkan test pack tersebut.
Dua garis biru.
Jingga memandangi test pack dan sepatu bayi tersebut lama hingga akhirnya ia merasakan tangan melingkar di perutnya. Ia tentu mengenal siapa pemilik tangan tersebut.
Jingga membalikkan badannya untuk melihat orang yang ia cintai itu.
"I-ini ... siapa yang hamil ?" Tanya Jingga.
Senja hanya diam sambil tersenyum lebar.
"K-kamu ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Senja
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Seperti langit senja yang selalu berwarna jingga, aku mau kita bersama seperti itu selamanya. Selamat membaca! Salam JuS! *cheers* *Selamat datang kembali di cerita pertama saya! *Pernah ramai pada ma...