AKU menunggu dengan harap cemas. Tubuhku terasa lelah setelah menahan semua kegiatan yang menumpuk. Hari ini adalah hari jumat di mana ekstrakulikuler wajib dilaksanakan. Apa itu? Yup! Pramuka.
Sinar matahari yang terik menyengat tubuh. Tenggorokanku kering, menginginkan sebuah air untuk melegakan, namun ternyata ekstra ini tidak mengizinkanku meminum apapun. Aku terus menghitung detik demi detik yang terlewati. Pikiranku sudah tertuju pada satu titik, yaitu air.
Setelah acara ditutup dan diperbolehkan untuk pulang, aku segera merogoh kocek untuk membeli air mineral. Ternyata keberuntungan tidak berpihak padaku, aku lupa membawa uang saku! Kekesalan menggunung pada hati. Aku menggerutu pada kebodohan yang tiada tara.
Sekarang aku harus bagaimana?! Aku membutuhkan air untuk bertahan hidup. Setelah ini, ada ekstra lain yang harus aku ikuti. Apakah aku harus menahan dahaga untuk beberapa jam lagi?
Drttt.. Drrrttt.. Drrttt..
Ponselku bergetar, menampilkan sebuah pesan yang masuk.
Kak Alfa
Ra?
Udah makan?Pesan yang baru saja masuk membuatku sedikit teralihkan dari dahaga. Aku masih kesal, sangat kesal.
Me
Blm.Karena ekstra sastra hendak dimulai, aku melangkah menuju ruang sastra. Mengapa aku mengikuti sastra? Alasanku simple, aku menyukai sastra entah itu bahasa inggris ataupun bahasa indonesia.
Getar di ponselku kembali terulang. Aku menghela napas panjang dan membuka satu pesan itu.
Kak Alfa
Kenapa?
Nanti sakit lho..Me
Lupa.Kak Alfa
Masih ekstra?Me
Iya.
Haus nih.Entah mengapa aku malah mengadu. Bodoh! Aku meruntuki diri sendiri. Sudah terlambat menarik pesan, karena Kak Alfa sudah mengetikan sesuatu.
Kak Alfa
Beli minum, Ra.Me
Lupa bawa uang saku.Kak Alfa
Oh.Hanya itu saja? Benar-benar menyebalkan! Seharusnya Kak Alfa menangkap sedikit satu kode untuk peka, ternyata tidak. Menyebalkan.
Aku masih belum bisa membuka hati, meskipun Kak Alfa menawarkan diri secara cuma-cuma. Aku mempunyai luka teramat dalam untuk seseorang. Tak pernah sedikitpun terbesit untuk mencintai laki-laki selain dirinya, termasuk Kak Alfa.
Setengah jam kemudian, tidak ada kegiatan selain menunggu pemandu sastra untuk datang. Selama itu juga aku menahan dahaga yang luar bisa.
"Ra, lo gak papa, kan? Muka lo pucet gitu."
Aku menggeleng pelan kepada Fita, teman sastraku. "Enggak papa kok, tenang aja."
Sebatas itu, kemudian mereka kembali sibuk pada bidang sastra, kecuali aku. Aku malah hilang fokus.
Drrrttt... Drrrttt..
![](https://img.wattpad.com/cover/164201102-288-k97501.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of You
Fiksi Remaja[SELESAI] Semua orang mempunyai masa lalu. Semua orang mempunyai luka. Semua orang pernah merasakan sakit hati. Aku? Aku hanya segelintir dari mereka yang merasakan apa itu rasa sakit. Aku memiliki masa lalu yang tidak baik. Aku pernah disia-siakan...