Jika nanti kita memiliki jalan yang berbeda,
Aku tetap mengucapkan terima kasih.
Meskipun hadirmu sekelebat bayangan.•••••
SETELAH makan pagi, rombongan bergegas melanjutkan perjalanan. Hari ini adalah hari terakhir kami di Bali. Tiga hari terasa seperti tiga tahun. Serangkaian kejadian terjadi di Bali. Kejadian yang menurutku aneh dan janggal.
Tunggu dulu .. siapa yang mengirim origami pesawat padaku?
Otakku berpikir keras. Bagaimana bisa origami kertas itu ada? Padahal tadi malam Manda tidur di kamar Sri. Aku yakin seseorang ingin menjebakku dengan mengirim origami itu. Tetapi, siapa? Siapa pengirim origami itu? Apakah dia membenciku?
Mengingat kejadian kemarin membuatku bergidik ngeri. Aku tidak percaya mendapat kejadian mengerikan. Riko .. laki-laki itu tidak sebaik yang aku kira. Ternyata, dunia ini penuh topeng palsu. Apakah aku salah satu pemakai topeng palsu?
Semalam, Alan mengantarku ke kamar. Laki-laki itu memesan sup hangat agar aku tidak kedinginan. Sikap perhatiannya membuatku melambung ke langit, tetapi terhempas jatuh ketika menyadari bahwa aku harus menjauhinya.
Aku menghela napas pelan. Rumit. Masalah mulai datang satu persatu. Manda enggan berbicara padaku. Perempuan itu mengucapkan kata pengkhianat berulang kali. Apa maksudnya?
"Mau?" Suara seseorang menarikku kembali ke dunia nyata. Aku menoleh dan menemukan Dewi duduk di sampingku. Perempuan itu menyodorkan snack. "Mau gak?"
Aku menggeleng. "Enggak, makasih."
"Sama-sama." Dewi memakan snack kembali.
Saat ini, kami berada di dalam bis. Rombongan menuju wisata terakhir. Pasar Sukowati. Pasar yang menyediakan pernak-pernik khas Bali.
Tunggu dulu, seharusnya yang duduk di sampingku adalah Manda. Mengapa malah Dewi?
"Lo kok duduk di sini?" Aku mengerutkan kening menatap perempuan itu.
Dewi menoleh padaku. "Emang gue gak boleh duduk di sini?"
"Bukannya gak boleh, seharusnya lo duduk sama Putri dan Manda duduk di sini."
"Helllooo!!! Dara Ardiana, temen gue yang cantik tapi lebih cantikkan gue, mana gue tau. Manda yang nyuruh gue duduk di sini, masalah buat lo? Iya? Kalo masalah bilang aja, biar gue yang pergi." Dewi berteriak seakan aku berjarak lima meter dari dirinya.
Aku menyumpal telinga dengan jempol. Tidak peduli jempolku yang kebesaran. Yang penting, suara Dewi tidak merusak gendang telinga.
"Santai aja kali, gak usah teriak juga." Aku memutar bola mata malas.
"Eh Ra, ini itu udah biasa. Lo mau yang berapa oktaf? Gue bisa tunjukkin."
Aku menepuk-nepuk tangannya, kemudian tersenyum manis. "Gak usah, gue masih sayang telinga gue."
"Gue juga sayang telinga gue. Jadi, gak usah kebanyakan bacot, oke?"
"Hmm."
Pandanganku teralih ke luar jendela. Kendaraan roda dua dan roda empat melintas dengan tenang. Awan terlihat mendung. Udara di luar mendadak dingin.
Mengapa Manda enggan duduk denganku?
•••••
Pasar Sukowati adalah pasar yang terkenal di Bali. Di sini terdapat segala jenis pakaian, makanan, dan kerajian khas Bali. Di Pasar Sukowati kalian bisa menawar sesuka hati. Kalau bisa serendah-rendahnya. Jangan sampai tertipu, biasanya mereka mematok harga tinggi untuk memperoleh keuntungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of You
Teen Fiction[SELESAI] Semua orang mempunyai masa lalu. Semua orang mempunyai luka. Semua orang pernah merasakan sakit hati. Aku? Aku hanya segelintir dari mereka yang merasakan apa itu rasa sakit. Aku memiliki masa lalu yang tidak baik. Aku pernah disia-siakan...