32 SoY

84 6 0
                                    

Hidup akan tetap berjalan
Meskipun tanpa ada lo di samping gue, right?

•••••

Tiba-tiba, sebuah pesawat kertas mengenai kepalaku dan jatuh di lantai. Aku memungut dan membuka kertas origami tersebut.

Tolong gue! Gue kejebak di gedung belakang hotel. Banyak preman di sini!!

Manda

Tanpa pikir panjang, aku berlari menuju gedung belakang hotel.

Setiap lorong hotel terlihat sepi. Malam berubah pekat. Orang-orang memilih tidur untuk mengistirahatkan diri.

Aku berulang kali menekan tombol pada lift, namun tidak kunjung terbuka. Kuhentakkan kaki kesal, kemudian berlari menuju tangga darurat.

Kakiku terus berlari melewati lorong bawah dekat kolam renang, kemudian keluar hotel lewat pintu belakang. Alam luar dan hitamnya malam menyambutku. Aku melihat gedung di sebelah utara. Gedung itu gelap tanpa penerangan.

Aku menoleh ke sekeliling gedung. Sepi. Terdengar suara jangkrik bersaut-sautan. Firasatku mengatakan akan terjadi kejadian buruk. Hatiku ragu untuk melangkah lebih jauh, namun segera kutepis semua anggapan bodoh itu.

Gak! Manda ketakutan di sana. Gue harus menolongnya.

Perlahan tapi pasti, aku berjalan mengendap-endap memasuki gedung itu. Tidak ada siapapun. Sesekali terdengar suara tikus dan hewan-hewan lainnya.

Manda, lo di mana? Kenapa lo nyasar di tempat aneh gini sih?

Berulang kali aku memanjatkan doa agar Manda selamat. Kakiku melangkah dengan hati-hati. Lantainya licin dan berair. Gedung ini lembab, mungkin karena jarang digunakan.

Telingaku mendengar tawa, percakapan, dan suara gesekan benda. Sumber suara itu berada di lantai atas. Aku memacu kecepatan. Gedung yang gelap membuatku menajamkan penglihatan.

Tidak!

Aku terhenyak. Pikiranku melayang antara percaya dan tidak. Mataku menangkap bayangan Riko dan teman-temannya. Mereka sedang merokok. Tidak hanya merokok, aku juga melihat botol minuman keras tercecer di mana-mana.

Di mana Manda?

Tubuhku bersembunyi dibalik tembok. Dadaku bergemuruh. Aku tidak menyangka Riko yang baik dan ramah hanyalah topeng. Riko yang asli adalah Riko yang mengonsumsi rokok dan minuman keras.

Bau minuman keras menyeruak menuju indera penciumanku. Bau alkohol yang menyengat membuatku ingin muntah seketika.

"Bro! Lo kenapa sih deketin cewek itu?" Dika--teman Riko--mengajukan pertanyaan dengan kondisi setengah mabuk.

Riko tersenyum miring. "Dia cantik. Lumayanlah buat dimanfaatin."

Aku membekap mulutku. Kenyataan membuatku terhempas menuju lubang hitam. Air mataku menggenang di ujung kelopak mata.

"Tapi .. itu cewek songong bener. Gue pengen kasih dia pelajaran biar kapok!" Imbuh Riko.

"Emangnya dia ngapain lo?" Teman Riko berkaos hitam dan jaket hitam mendekat dan menepuk bahunya. Laki-laki itu bernama Nino.

Story Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang