09 SoY

172 18 18
                                    

AKU tidak menyangka bertemu dengan laki-laki tampan beralis tebal. Ya, aku mengakui bahwa laki-laki di hadapanku saat ini adalah laki-laki yang tampan, bahkan lebih tampan dari Kak Alfa.

Dia adalah Aga. Kakak kelasku yang hadir sebelum Kak Alfa. Mengapa aku memanggilnya Aga tanpa embel-embel 'kak' atau semacamnya? Karena dia tidak ingin dipanggil dengan awalan 'kak'. Jadi, mau tidak mau aku harus memanggil Aga.

Sebelum bertemu dengan Kak Alfa, aku lebih dahulu bertemu dengan laki-laki yang bernama Aga. Tampan, namun tidak bisa menghargai cinta. Ketika hari pertama MOS, aku adalah perempuan yang penuh dengan semangat. Setelah berpisah dengan teman-temanku di SMP, aku berkenyakin bahwa kehidupan SMA akan lebih bahagia. Namun, takdir tidak berkata demikian.

Aga adalah pembimbing MOS dari kelasku saat itu. Pertama kali melihatnya, hatiku seperti mendapatkan sejuta bunga. Sangat manis. Bisa dibilang aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Sikap konyolnya saat mengisi di kelas membuatku mengagumi secara diam-diam. Tidak hanya tampan, Aga juga mempunyai sikap humoris. Siapa sih yang tidak jatuh cinta dengan laki-laki tampan sekaligus humoris? Bukankah Aga adalah refleksi dari idaman para perempuan?

Saat itu aku merasakan ada yang aneh dihati. Diam-diam aku menaruh hati pada sosok Aga, tetapi tidak berani mengungkapkan. Waktu terus berlalu, ujian tengah semester pertama diadakan. Entah kebetulan atau apa, aku satu ruangan dengan Aga. Hatiku senang sekali. Namun, dia tidak sedikitpun menoleh ke arahku.

Tanpa disangka, berada dalam satu ruangan dengan kelas 12 membuat teman Aga menaruh hati padaku. Aku tidak tahu pasti namanya, karena  orang itu hanya datang kemudian pergi. Aneh, bukan? Bahkan aku ingin  tertawa ketika mengingatnya. Apakah semudah itu dia menyerah karena sikapku yang cuek?

Mulai saat itu, Aga mendekatiku. Aku memang perempuan yang polos dan kudet ketika pertama kali menginjakkan kaki di lingkungan SMA. Aku senang sekali ketika Aga mendekatiku. Harapan-harapan seakan tertumpuk dengan rapi beranggapan bahwa status aku-kamu akan menjadi kita. Namun, naas. Aga memanfaatkan sifat polosku untuk keegoisannya saja.

Satu minggu berdekatan, membuatku yakin bahwa aku mencintai Aga. Hatiku luluh pada seorang laki-laki tampan idaman sekolah. Tidak ada yang tidak mengenal Aga di sekolah. Bisa dibilang Aga adalah laki-laki paling tampan seantero sekolah. Namun ketampannya membuat laki-laki itu tidak menghargai cinta. Dia mempermainkan perasaanku dengan tidak berkata jujur bahwa dia telah mempunyai pacar. Hatiku hancur setelah terpupuk oleh harapan yang tidak akan menjadi nyata.

Aku mengaku salah karena kudet dan tidak mengetahui informasi apapun. Aku marah pada diriku sendiri yang begitu bodoh dipermainkan. Salahku mengapa aku tidak mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang orang yang kucintai. Lebih parahnya lagi, aku mengetahui informasi itu bukan dari mulut Aga, melainkan dari teman sekelasku. Menyedihkan, bukan?

Apa sulitnya memberitahu bahwa dia sudah berpasangan? Mengapa laki-laki itu tega membiarkanku hidup dengan harapan yang memberi jaminan mati perlahan? Hatiku merasakan sakit. Rasanya seperti dikhianati, namun aku siapa? Bukan siapa-siapa dan tidak akan pernah menjadi siapa-siapa. Semua itu adalah salahku yang tidak hati-hati dengan laki-laki buaya cap badak.

Aku memutuskan untuk menjauh dari kehidupan Aga setelah mengetahui bahwa dirinya mempunyai pacar. Aku masih mempunyai hati nurani dengan menghargai keberadaan pacar Aga--Kak Rumi. Lagi-lagi, dengan teganya Aga menahanku. Dia memberi janji bahwa suatu hari nanti kata kita akan menjadi nyata. Apa kalian tahu? Dengan bodohnya aku percaya dengan ucapan Aga. Oh Lord! Betapa bodohnya aku yang dulu. Aku tidak menyangka budak cinta benar nyata adanya.

Satu tahun. Aku bertahan dengan Aga. Menanti dan menunggu tentang janji yang dilontarkan oleh laki-laki itu. Nyatanya? Aga tidak pernah menepati janjinya. Aku hanya dijadikan pelampiasan karena Kak Rumi yang tidak pernah memperhatikan Aga. Hah, pelampiasan ya? Dari namanya saja membuatku muak.

Story Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang