34 SoY

99 5 0
                                    

Kamu tidak butuh orang lain untuk bahagia.
Kamu hanya butuh diri sendiri untuk bahagia.

•••••

"MANDA! tunggu dulu .. " aku menarik lengan Manda yang berusaha menghindariku.

Kami tiba di sekolah. Orang tua siswa sudah menunggu untuk bertemu anak mereka. Perjalanan dari Bali ke Semarang sungguh melelahkan. Tubuhku membunyikan alarm untuk istirahat, namun aku harus menyelesaikan masalah dengan Manda.

"Apa sih?! Pergi dari kehidupan gue!!" Manda menyentak tanganku kasar. Perih, sakit, dan sesak menyergab tubuhku.

"Kenapa? Kenapa gue harus pergi dari kehidupan lo?"

"Lo masih tanya kenapa?! Lo itu manusia apa bukan sih, hah? Atau lo itu hewan?! Kucing aja masih punya naluri, sedangkan lo? Lo sadis! Lo bermuka dua!!"

Aku menatap Manda tidak percaya. Dia menyamakanku dengan hewan?

Tidak usah ditanya lagi bagaimana keadaan hatiku sekarang. Sakit. Sangat sakit.

"Apa salah gue? Kenapa lo jauhin gue?" Air mataku mengenang di ujung, bersiap jatuh kapan saja.

"Lo salah! Lo udah ngerebut apa yang harusnya gue miliki!"

Aku mengerutkan kening, bingung. "Ngerebut?"

"Iya! Lo munafik!"

Manda memperlihatkan amplop cokelat, kemudian mengeluarkan isinya. Dia melemparkan foto-foto ke arahku. Foto yang sangat familiar untukku.

"Foto-foto itu udah jadi bukti kalo lo emang gak sebaik yang gue kira, Ra."

Aku mengambilnya satu persatu. Foto itu memperlihatkan gambaran dua orang yang berpelukan di Hutan Sanggeh. Foto yang lain memperlihatkan dua orang berpelukan di pantai saat matahari hampir tenggelam. Dan .. seorang laki-laki yang menggendong seorang perempuan di punggungnya. Masih banyak foto lainnya tidak tahu kapan diambil.

Mereka tampak romantis. Tetapi, hatiku merasa hancur melihatnya.

Dua orang itu adalah aku dan Alan.

"Dari mana lo dapet foto ini?" Aku melihat foto itu satu persatu. Menyakinkan diri bahwa perempuan itu bukan aku.

"Gak penting gue dapet dari mana, Ra." Manda tersenyum miris. Air matanya terjatuh dengan deras. "Gue kira lo sahabat gue, gue kira lo yang paling ngerti gue, tapi gue salah .. LO ITU SERIGALA BERBULU DOMBA!"

Air mataku terjatuh. Perih. Serigala berbulu domba? Ck! Sangat cocok untukku.

"Lo lupa apa yang gue lakuin? Gue yang selalu ada buat lo, gue yang bantu lo bangkit dari masa lalu lo, gue yang selalu bela lo meskipun lo salah. Dan .. ini balasan lo buat gue?" Manda menghapus air matanya. "LO BERHASIL NGAMBIL ALAN DARI GUE! LO JUGA BERHASIL NGEHANCURIN HATI GUE!!"

Bagaikan tersambar petir, duniaku lenyap dalam hitungan detik. Sekuat apapun aku membela diri, dalam hal ini posisiku tetap salah. Dan .. satu kesalahan menutupi segalanya.

Hancur, berantakan, dan berserakan. Hatiku tidak berbentuk lagi.

"Awalnya gue gak percaya sama foto itu. Awalnya gue ngira itu kerjaan orang gila yang kuker, tapi kemaren lo buktiin kalo foto itu bener." Manda enggan menatapku. Perempuan itu bersikap seolah-olah aku adalah ulat menjijikan. "LO NGAMBIL KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN!! lo kira gue gak liat kejadian di kolam renang? Lo kira gue buta?! Lo MUNAFIK!"

Story Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang