12 Mei 2015. Malam wisuda Julian dan teman-temannya. Mereka sudah selesai dengan masa SMA. Tapi Julian, Ray, dan Michael masih harus bertanding ke Jakarta membawa nama sekolahnya untuk terakhir kali. Kalian tau mereka pasti juara pertama di sana. Yang spesial dari pertandingan ini, Reina berangkat ke Jakarta menemani Julian dan tim basketnya tanpa ada Richard. Tenang, Reina tidak sendirian, ada delapan temannya yang lain yang ikut ke Jakarta.
Banyak kakak kelas perempuan yang mengetahui jika Reina dan delapan temannya pergi ke Jakarta, dan membuat mereka sedikit diberikan pandangan sinis oleh kakak kelasnya itu.
"enak ya baru kelas 10, masuk supporter, langsung dibawa ke Jakarta" Reina tidak menanggapi perkataan kakak kelasnya itu. Dia pergi bersama delapan temannya mengurus beberapa berkas di ruang kesiswaan.
Disela-sela waktu Reina banyak tidak disukai oleh kakak kelasnya, Julian malah mengunggah fotonya bersama Reina.
jrpratama took you on a picture
Reina menyentuh notifikasi di telepon genggamnya itu.
Tidak baik mengambil apa yang menjadi milik orang lain. #tahuenak.
Kolom komentar dimatikan oleh Julian, Reina tau kalau tidak dimatikan akan banyak hujatan masuk ke sana.
"yang mau julid sama post-an gua, julid sono julid, kau bodat, ribet kali kalean semua" di rekaman snapgram itu Julian berbicara dengan aksen batak, karena ia juga punya keturunan darah batak.
Reina membalas snapgram Julian sambil tertawa-tawa di ruang keluarga dan memakan pisang goreng buatan asisten rumah tangganya.
"bodat bodat, kauu juga bodat, bodat"
ΔΔΔ
Reina sudah memastikan diri naik ke kelas sebelas, dan mengambil jurusan IPA. Masuk ke kelas paling nakal dari satu angkatan IPA dan IPS, kelas yang hanya dihuni dengan satu geng penguasa angkatan kelas sebelas waktu itu. XI-IPA-2. Kelas paling kompak, paling gila, paling bobrok, susah bersama, senang bersama, bolos bersama, intinya mereka solid dan jadi kelas idaman. 20 dari 28 murid di kelas adalah supporter inti dari Cahaya Nusantara, jadi tidak aneh jika kelas mereka sering kosong atau hanya bersisa delapan murid.
Sementara Julian, dia sudah masuk di salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di kota Bandung, begitu juga dengan Richard. Hubungan Reina dengan Richard masih berada berlanjut, sampai bulan Agustus waktu DBL diselenggarakan.
ΔΔΔ
19 Agustus 2015. Babak final antara SMA Cahaya Nusantara dengan SMA Taruna Bangsa. Reina pergi sendiri ke gedung olah raga, sementara Richard, tidak jelas berada di mana. Julian ada di sana sebagai official manager dari SMA Cahaya Nusantara, dengan kemeja putih, dasi hitam, celana jeans hitam, dan sepatu pantofel. DBL tahun ini memang bukan keberuntungan untuk SMA Cahaya Nusantara, kekalahan dengan poin yang sangat tipis harus diterima setelah melalui over time 75-72. Reina menangis, ntah apa yang membuatnya menangis melihat kekalahan sekolahnya. Yang jelas Julian yang berada di bangku pemain melihat Reina yang sedang menangis di tempat duduknya. Tanpa pikir panjang, Julian melompat ke tribun lalu memeluk Reina.
"Julian" teriak seorang laki-laki sambil menarik baju Julian
"apa?" tanya Julian dengan nada menantang.
"maksud lu apa sih peluk-peluk Reina?"
"lah emang kenapa, Chard? Lu juga udah ga peduli 'kan sama dia?" Julian balik bertanya.Satu tinjuan keras mendarat di rahang Julian. Julian tidak membalas pukulan Richard.
"Jawab dulu pertanyaan gua woi" teriak Richard dan satu tinjuan lagi mendarat di perut Julian. Julian tetap tidak membalas pukulan Richard.
"Ga pukul gua lagi? Lu kemana waktu dia butuh lu? Kemana? Lu tega ngebiarin dia berangkat sendiri ke sini? Kalo dia diapa apain di jalan gimana?" lanjut Julian memojokan Richard. Richard menarik Reina keluar, diikuti dengan Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and the Basketboy
RomanceSeperti hujan yang jatuh ke bumi tanpa ketentuan, aku jatuh cinta denganmu tanpa syarat. -RHN- -Jangan lupa tekan bintang untuk melanjutkan imajinasi. -Jangan lupa juga, semua nama dan instansi yang ada dicerita ini hanya sebuah kebingungan author...